Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Sepaket Kejutan Istimewa

27 Juli 2024   01:20 Diperbarui: 27 Juli 2024   01:30 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen foto bersama peserta, rombongan Kemenparekraf dan pengisi acara Netas On Java Camp (Dok. Genpi Indonesia)

Dalam setiap periode ulang tahun, kadang keberuntungan dan nasib apes bisa datang berurutan, karena tanggal mujur dan apes  tidak ada di kalender. Tapi, ketika dua hal kontras ini "berkolaborasi", kadang muncul sebuah hadiah unik, yang membuatnya terasa berkesan.

Begitulah gambaran periode ulang tahun saya di tahun 2024, yang secara berurutan menghadirkan keberuntungan dan situasi "apes". Ulang tahun saya sendiri jatuh pada tanggal  14 Juli.

Dari sisi keberuntungan, saya mendapat kesempatan ikut acara temu komunitas besutan Kemenparekraf dan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) pada tanggal 19 dan 20 Juli 2024 silam. Bertajuk Netas On Java Camp, acara ini berlangsung di Desa Wisata Pulesari, Turi, Sleman Yogyakarta.

Dalam acara ini, hadir Menparekraf Sandiaga Uno, Siti Chotijah (Ketua Genpi Indonesia), I Gusti Ayu Dewi (Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf), Rio Zakarias Widyandaru (Founder Sociopreneur), dan Octo Lampito (Pemred Kedaulatan Rakyat).

Selain karena bisa berwisata dan berkomunitas, momen "perjumpaan langsung" dengan sosok kunci di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif benar-benar menjadi satu paket hadiah kejutan istimewa.

Secara pribadi, saya perlu berterima kasih kepada Kompasiana, karena kebiasaan menulis di sini telah ikut "mengantar" saya ke momen langka.

Untuk pertama kalinya, saya bisa bertemu langsung dan berada sedekat itu, dengan pemangku kebijakan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di negeri ini.

Pengalaman ini menjadi "upgrade" tak terduga lain, setelah pada tahun 2023 silam, kebiasaan menulis di Kompasiana turut "mengantar" saya ke momen audiensi dengan GKR Bendara di Keraton Yogyakarta, bersama rekan-rekan Kompasianer, yang "direkam" dalam tulisan disini.

Tidak ada maksud menjilat atau semacamnya, karena kebiasaan menulis inilah, yang memang membuat saya terpilih menjadi salah satu dari 100 peserta, dari total 650 lebih pendaftar. Kalau tak pernah menulis, momen spesial seperti ini belum tentu pernah saya alami.

Dari satu obrolan dengan panitia, disebutkan kalau jenis konten artikel atau tulisan masih dibutuhkan, untuk memberi ragam pada jenis konten dokumentasi yang bisa dihasilkan dari acara spesial seperti ini. Jadi, masih ada ruang untuk konten tulisan, sekalipun wujudnya terlihat kuno, jika dibanding konten video.

Kembali ke acara, momen ini juga menghadirkan satu hadiah spesial lain, berupa buku berjudul "Beyond Borders: Menjaga Sapta Pesona, Menembus Pergaulan Antarbangsa" yang ditandatangani langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Di sini, saya berterima kasih kepada rekan-rekan peserta yang memberi saya satu keberanian untuk bertanya langsung ke Menparekraf. Walau sebenarnya sangat grogi di dalam, saya bersyukur bisa bertanya langsung ke Mas Menteri, lewat pertanyaan yang menggunakan sudut pandang saya sebagai seorang difabel.

Momen tanya jawab dengan Menparekraf Sandiaga Uno (Dok. Genpi Indonesia)
Momen tanya jawab dengan Menparekraf Sandiaga Uno (Dok. Genpi Indonesia)
Karena itulah, setelah acara diskusi selesai, saya dengan senang hati melayani permintaan rekan-rekan peserta yang ingin berfoto dengan buku itu. Ini adalah sebentuk ucapan terima kasih saya, atas keberanian yang telah mereka berikan.

Diluar urusan momen dan rasa kebersamaan istimewa di acara itu, saya juga bersyukur karena bisa menuntaskan "tugas" menulis, yang saya posting di Kompasiana pada tanggal 20 Juli 2024 lalu, dalam artikel berjudul "Pariwisata Berkelanjutan, Sebuah Ide Holistik".

Cukup padatnya jadwal kegiatan dan intensnya proses menulis memang cukup memacu adrenalin. Apes, sekembalinya ke rumah, kondisi fisik saya menjadi agak naik-turun, seperti suhu udara belakangan ini.

Apa boleh buat, intensitas menulis saya jadi lumayan "bolong-bolong", dan ada sedikit rasa jengkel, karena badan yang agak terbatas masih harus "berkelahi" dengan ide-ide dalam pikiran, yang kadang berebut ingin ditulis.

Tapi, momen apes ini justru memberi saya satu momen, untuk membaca buku berjudul "Beyond Borders: Menjaga Sapta Pesona, Menembus Pergaulan Antarbangsa" secara santai.

Buku hasil karya kolaborasi antara Penerbit Buku Kompas dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini merangkum secara runtut, sejarah perjalanan sektor pariwisata di Indonesia, lengkap dengan dinamika pasang-surut, kebijakan dari masa ke masa, dan visi-misinya.

Buku setebal 264 halaman ini merupakan satu referensi komprehensif tentang Pariwisata (dan Ekonomi Kreatif) di Indonesia, karena memuat aneka informasi. Bentuknya bukan hanya tulisan atau foto, tapi juga jejak dokumentasi pemberitaan di media, infografis, gambar maskot, sampai komik strip.

Buku Beyond Borders: Menjaga Sapta Pesona, Menembus Pergaulan Antarbangsa (Dokpri)
Buku Beyond Borders: Menjaga Sapta Pesona, Menembus Pergaulan Antarbangsa (Dokpri)
Berkat keberagaman bentuk informasinya, keruntutan buku yang ditulis Try Harijono ini tidak membuatnya terasa monoton, dan secara sederhana menampilkan sisi "kreatif" Kemenparekraf, yang memang sudah seharusnya ada. Sebuah buku yang (jujur saja) membuat saya serasa menonton film dokumenter di kanal kelas premium.

Aneka momen dan hadiah ini menjadi satu hadiah spesial, yang membuat saya (sekali lagi) melihat satu "keajaiban" dari menulis.

Menulis bisa menjadi satu hal yang cepat berhenti, jika didikte hanya untuk mencapai tujuan tertentu, tapi jika dibiarkan bergerak bebas, ia akan membawa kita "naik level" dari waktu ke waktu. Tak selalu cepat, kadang pelan, tapi selalu pasti, walau tanpa diduga sebelumnya.

Entah kejutan apa lagi yang akan datang di masa depan. Yang pasti, jika momen itu datang, berarti saya sudah siap dan bisa menjalani. 

Selebihnya, salid y disfrutad (bahasa Spanyol: bebaskan diri dan nikmatilah permainan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun