Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Multiclub Ownership" ala FSG

12 Juli 2024   16:57 Diperbarui: 12 Juli 2024   17:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era kekinian, akademi mereka juga mengorbitkan Jules Kounde (Barcelona) dan Aurelien Tchouameni (Real Madrid) yang sama-sama menjadi pilar Timnas Prancis.

Jadi, ini memang bukan tim divisi dua biasa. Kalau bisa didapat dan tuntas dibenahi, klub ini bisa kembali ke kasta tertinggi dalam waktu tak terlalu lama.

Boleh dibilang upaya FSG membeli Bordeaux adalah satu cara mereplikasi cerita sukses di Liverpool. Tidak perlu ngotot berusaha mencetak sejarah baru, tapi berproses menjadi tim yang bisa memperbarui sejarah mereka.

Mungkin proses dan hasilnya tidak seinstan Nasser Al Khelaifi di PSG, tapi ada keberlanjutan yang coba dibangun dan diwariskan, supaya kondisi keuangan klub tetap sehat dan tetap kompetitif.

Keberlanjutan sendiri menjadi satu isu panas, yang mulai ditindak lanjut dengan sanksi tegas di liga-liga top Eropa. Di Italia, Juventus sempat dilarang tampil di kompetisi antarklub Eropa musim 2023-2024, akibat kasus pemalsuan laporan keuangan.

Di Liga Inggris, ini sudah membuat klub macam Everton dan Nottingham Forest kena pengurangan poin. Pada level lebih gawat, Manchester City bersiap menghadapi sidang pelanggaran terkait 115 pelanggaran aturan Financial Fair Play, yang bisa membuat mereka terdegradasi.

Dengan demikian, jika gaya kepemilikan klub ala FSG ini berlanjut, mereka akan jadi antitesis dari gaya kepemilikan "multiclub ownership" yang sudah eksis.

Bos besar mereka tidak menyeragamkan identitas klub, atau turun langsung mengelola klub (seperti pada kasus bos INEOS, Sir Jim Ratcliffe di OGC Nice dan Manchester United).

Hanya sebuah tim manajemen yang bertugas, dengan fokus pada keberlanjutan, tanpa mengotak-atik identitas klub. Memang, ini membuat John W. Henry dkk terkesan "pelit" dan kurang disukai sebagian Kopites.

Tapi, apa yang sudah mereka bangun sejauh ini sudah membuktikan, sebuah proses yang ditekuni secara sehat pada akhirnya tidak hanya menghasilkan prestasi di lapangan, tapi juga kondisi keuangan tim yang sehat.

Pada gilirannya, proses yang sehat ini menghasilkan warisan jangka panjang yang berkelanjutan, dan visi lebih besar, sehingga menularkan satu pendekatan berproses secara positif, di tengah banyaknya investasi jor-joran di klub-klub sepak bola era kekinian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun