Penampilan prima Kante di Jerman juga seperti menegaskan, inilah satu bagian penting yang hilang dalam sistem permainan ala Didier Deschamps, saat Kylian Mbappe dkk takluk di final Piala Dunia 2022. Di Qatar, pemain murah senyum ini terpaksa absen karena cedera.
Meski bukan mencetak gol atau assist, dua aspek yang biasa disorot media, eks pemain Leicester City ini seperti mendapat "blessing in disguise" dari cedera hidung Mbappe.
Namanya yang biasa tersembunyi di balik sinar terang para penyerang kini berada dalam sorotan, karena pemain keturunan Mali ini mampu bersinar terang, di tengah loyonya daya dobrak lini serang Prancis.
Andai performa Kante tetap prima, dan Les Bleus bisa melaju jauh di Jerman, tak mengejutkan kalau namanya akan jadi kandidat, bahkan terpilih menjadi pemain terbaik turnamen.
Mungkin, ini terlihat seperti sebuah antitesis, karena gol dan assist kerap jadi parameter, tapi ketika pemain bertahan menjadi pemain terbaik turnamen (seperti pada kasus Gianluigi Donnarumma di Euro  2020) seharusnya ini bisa jadi edukasi bagus buat pecinta sepak bola, khususnya generasi kekinian, bahwa sepak bola bukan sebatas urusan mencetak gol atau assist, tapi juga berkaitan dengan aspek bertahan.
Akankah Kante dan Timnas Prancis melangkah jauh di Euro 2024?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H