Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Indonesia, STY, dan Sebuah Antitesis

29 Juni 2024   23:53 Diperbarui: 1 Juli 2024   13:59 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir dan Shin Tae-yong (Kompas.com)

Maklum, sebelum eks pelatih Timnas Korea Selatan ini datang, Timnas Indonesia hanya terbiasa menghadapi tim di kawasan ASEAN, paling mentok Thailand atau Vietnam. Selebihnya, sering kalah, bahkan sejak sebelum bertanding, saat menghadapi lawan lebih kuat.

Jenis prestasi seperti ini memang dibenci "glory hunter" dan sejenisnya. Tapi, inilah yang memang dibutuhkan Tim Garuda, untuk bisa terbang tinggi, setahap demi setahap.
Ada pengalaman demi pengalaman di turnamen besar, yang bisa membentuk mental bertanding tim. 

Jenis prestasi ini telah meninggalkan catatan historis di era Pogacnik dulu. Inilah yang rupanya disadari PSSI, karena sejak kedatangan Shin Tae-yong sudah mulai bisa berpikir secara lebih waras.

Toni Pogacnik (Bolatimes.com)
Toni Pogacnik (Bolatimes.com)
Terbukti, PSSI mulai berani menomorduakan Piala AFF, yang sebelumnya bagaikan sebuah obsesi, karena memang bukan turnamen dalam kalender resmi FIFA.

Sisi waras PSSI juga terlihat dari sikap realistis mereka, yang tanpa malu mulai serius menggarap potensi nyata berupa pemain diaspora Indonesia di luar negeri, daripada tetap bermimpi menunggu talenta berkualitas setara Lionel Messi hadir dari sistem pembinaan pemain dan kualitas kompetisi yang masih serba acakadut.

Memang, masih akan ada optimisme lain, karena Tim Merah Putih sudah mulai berani mengedepankan proses dan progres. Tapi, jangan sampai ego sesaat (dari pihak mana pun) merusak itu semua.

Jangan ada lagi narasi "Rindu Juara" yang menyesatkan, karena Timnas Indonesia sejatinya belum pernah meraih trofi apapun di turnamen resmi internasional level senior. Ini tim yang baru mulai berani bertanding dan bermimpi besar, levelnya jelas masih jauh dari penantang juara.

Jadi, ketika suatu saat era kepelatihan STY selesai, dan PSSI harus mengganti pelatih, tim dan pelatih baru yang datang punya kapabilitas untuk membawa Tim Garuda terbang lebih tinggi, bukan kembali jadi katak dalam tempurung.

Bisa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun