Judul di atas mungkin terdengar agak sombong, tapi menjadi relevan dengan posisi Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Seperti diketahui, Timnas Indonesia sukses mencapai putaran ketiga, sekaligus lolos ke putaran final Piala Asia 2027.
Posisi "level Asia" juga semakin relevan buat Tim Merah Putih, karena mereka jadi wakil tunggal Asia Tenggara, di tengah kepungan tim-tim Asia Timur, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Australia.
Kebetulan, tim asuhan Shin Tae-yong berada satu grup dengan Australia, Arab Saudi, Jepang, Bahrain, dan Tiongkok. Levelnya jelas berbeda dengan Thailand, Malaysia dan Vietnam, yang selama bertahun-tahun menjadi lawan di Piala AFF.
Seperti biasa, ada sedikit optimisme di sini, karena Jay Idzes dkk sudah mendapat pengalaman melawan tim level atas Asia, di babak kedua kualifikasi, kala dua kali bertemu Irak. Meski dua kali kalah, ada progres dan pengalaman yang bisa jadi bekal, kala menghadapi Arab Saudi dan Bahrain, dua tim yang juga berasal dari Timur Tengah.
Uniknya, di grup yang sama, Tim Garuda juga akan kembali berhadapan dengan Australia dan Jepang, yang sebelumnya juga pernah dihadapi di Piala Asia 2023. Jadi, meski di atas kertas sulit, ada bekal pengalaman yang bisa dimanfaatkan.
Soal kekuatan tim, ada sedikit harapan menuju putaran ketiga. PSSI sedang berupaya menuntaskan kendala administrasi Maarten Paes (kiper, FC Dallas), sambil berburu pemain diaspora Indonesia, khususnya di Belanda.
Memang, belum ada nama target yang resmi, tapi sejumlah media nasional kompak menyebut Ole Romeny (penyerang, FC Utrecht) dan Kevin Diks (bek, FC Copenhagen) sebagai nama kandidat. Pelatih Shin Tae-yong sendiri juga sudah menyebut, Timnas Indonesia masih membutuhkan tambahan kekuatan dari pemain diaspora Indonesia.
Masalahnya, diluar harapan dan mimpi yang ada, PSSI dan publik sepak bola nasional juga perlu belajar realistis, karena Timnas Indonesia baru menapak level Asia lagi, setelah bertahun-tahun jadi katak dalam tempurung di level Asia Tenggara.
Bukannya tak boleh bermimpi ke Piala Dunia, untuk bisa sampai ke sana, sebagai modal awal, Timnas Indonesia harus lebih dulu terbiasa bersaing di level benua. Kalau sudah terbiasa dan bisa unggul, mimpi itu barulah masuk akal.
Berhubung Tim Garuda sudah pasti lolos ke Piala Asia 2027, sudah seharusnya mereka dibiarkan tampil tanpa beban, tanpa target muluk, supaya bisa main lepas di lapangan.
Tidak jadi bulan-bulanan lawan saja sudah bagus. Selebihnya bonus. Thailand dan Vietnam sebelumnya sudah lebih dulu pernah menapak babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, tapi sama-sama jadi sasaran empuk tim kuat Asia.
Jadi, tak perlu berharap muluk, apalagi ngotot soal menang atau kalah. Di level ini, menang-kalah seharusnya tak terlalu penting, karena sepak bola nasional masih punya banyak kekurangan untuk diperbaiki, sebelum akhirnya bisa benar-benar konsisten bersaing di level Asia dan membidik tiket lolos ke Piala Dunia.
Bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H