Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Pusat, Timnas Indonesia, dan Sebuah Cerminan

17 Juni 2024   13:17 Diperbarui: 17 Juni 2024   16:10 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kehadiran pemain-pemain diaspora macam Rafael Struick, Thom Haye dan Justin Hubner di Timnas Indonesia, warganet suporter Indonesia ramai-ramai menyematkan julukan "Timnas Pusat" pada Timnas Belanda.

Maklum, sebagian besar pemain diaspora di Timnas Indonesia (khususnya di level senior) lahir di Belanda. Di luar urusan jejak sejarah masa lalu, Negeri Tulip memang sudah dikenal punya sistem pembinaan pemain yang oke.

Rata-rata pemain profesional di sana juga sudah dibina sejak bocah. Jadi, perkara mendasar seperti teknik mengoper bola atau pola makan sudah cukup terbentuk.

Dengan banyaknya diaspora Indonesia di Belanda, mereka jadi satu potensi nyata yang bisa dioptimalkan. Setidaknya sampai sistem pembinaan pemain muda di Indonesia sudah bisa diandalkan, antara 15-20 tahun lagi, itupun kalau benar-benar dibenahi.

Tapi, kalau melihat bagaimana perjalanan Timnas Belanda dalam beberapa tahun terakhir, ada satu hal yang bisa jadi cerminan buat Timnas Indonesia, yakni fakta soal kurangnya penyerang murni berkualitas.

Sejak berakhirnya kiprah generasi Robin Van Persie, Tim Oranye tinggal punya Memphis Depay dan Wout Weghorst yang sudah berusia 30-an tahun di pos penyerang tengah.

Dari keduanya pun, hanya Weghorst yang merupakan pemain nomor 9 tulen, dan untungnya kerap mencetak gol penting. Seperti gol dalam kemenangan 2-1 Belanda atas Polandia di fase grup Piala Eropa 2024, Minggu (16/6).

Di belakang mereka, memang ada Cody Gakpo (25), Donyell Malen (25), Steven Bergwijn (26) dan Xavi Simons (21). Tapi, mereka adalah tipikal khas pemain sayap yang menyisir dari sisi lapangan, dan "false nine" bukan penyerang tengah murni.

Di Piala Eropa 2024, pelatih Ronald Koeman juga memanggil Brian Brobbey (22) yang naik daun bersama Ajax Amsterdam, dan Joshua Zirkzee (23) yang membantu Bologna lolos ke Liga Champions. Tapi, keduanya baru pertama kali masuk tim nasional di turnamen mayor. Zirkzee bahkan belum pernah mencatat debut senior.

Permasalahan di lini depan ini membuat De Oranje sempat mengalami penurunan performa cukup tajam. Terbukti, mereka sempat tak lolos ke putaran final Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun