Segera setelah melepas Juergen Klopp dalam acara perpisahan meriah akhir pekan lalu, Liverpool merilis pernyataan resmi terkait kedatangan Arne Slot sebagai pelatih baru. Dalam rilisnya, The Kop menyebut, pelatih asal Belanda itu akan mulai bertugas per 1 Juni 2024.
Meski tak disebutkan rincian lebih lanjut, sejumlah media dan pakar transfer menyebut, Slot dikontrak sampai tahun 2027 dengan ongkos transfer mencapai 13 juta euro yang dibayarkan ke Feyenoord Rotterdam. Di sini, sang pelatih membawa serta staf kepelatihannya, seperti Sipke Hulshoff (Asisten Pelatih), Ruben Peeters (Head of Performance) dan Etienne Reijnen (Analis dan Penasehat Teknik).
Dengan peran sebagai pelatih kepala, kedatangan pelatih kelahiran tahun 1978 ini menandai sebuah struktur baru di era baru tim, yang juga menugaskan Richard Hughes secara khusus sebagai Direktur Olahraga klub, dengan tugas mengurus transfer pemain. Sebuah struktur organisasi yang sebenarnya sudah jamak di klub liga-liga Eropa daratan.
Tapi, dibalik kesiapan dan dukungan yang ada, termasuk "chants" khusus yang "dipromosikan" Juergen Klopp dalam pidato perpisahannya di Anfield, masih terselip keraguan. Salah satunya, apakah Arne Slot akan jadi Erik Ten Hag jilid II di Liga Inggris?
Pertanyaan ini sekilas cukup masuk akal, karena Erik Ten Hag dan Arne Slot sama-sama orang Belanda, dan sama-sama berkepala plontos. Keduanya juga sama-sama pernah juara Eredivisie Belanda sebelum pindah ke Inggris.
Boleh dibilang, keduanya sepintas terlihat serupa, tapi, kalau dilihat lagi, sebenarnya situasi mereka sama sekali berbeda.
Ten Hag pernah meraih hat-trick juara Eredivisie dan sepasang Piala KNVB plus sekali menjejak semifinal Liga Champions. di Ajax Amsterdam.Â
Tapi, semua capaian ini banyak dibantu oleh akademi klub yang terkenal berkualitas, kondisi keuangan yang oke, ditambah transfer efektif, berkat keberadaan sosok direktur jempolan seperti Edwin Van Der Sar dan Marc Overmars.Â
Sebelum Ten Hag, sudah ada Frank De Boer, yang mencatat 4 gelar juara Eredivisie Belanda antara tahun 2011-2014 bersama Ajax dengan previlese serupa.
Apes, setelah dari Ajax, kiprah kepelatihan eks kapten Timnas Belanda itu cenderung suram, dengan kiprah singkat di Inter Milan, Crystal Palace dan Timnas Belanda menghasilkan pemecatan akibat performa buruk.Â
Previlese seperti Ten Hag di Ajax tidak didapat Slot di Feyenoord Rotterdam. Meski merupakan satu klub tersukses di Belanda, dan punya akademi berkualitas, klub kota pelabuhan ini cenderung tidak stabil, baik dalam hal kondisi keuangan dan prestasi.