Di luar ruwetnya masalah pembinaan pemain muda lokal dan pro-kontra soal kebijakan mencari pemain diaspora Indonesia di luar negeri, ada upaya nyata dalam membenahi mental bertanding dan peringkat FIFA.
Memang, lolos ke turnamen macam Piala Dunia atau Olimpiade masih jadi mimpi besar. Tapi, PSSI secara realistis tidak langsung membidik. Bukan seperti PSSI yang dulu hobi membonceng ekspektasi tinggi publik sepak bola nasional.
Dengan progres yang (sejauh ini) diperlihatkan, PSSI tampak ingin membiasakan Timnas Indonesia lolos dari fase grup Piala Asia (di berbagai kelompok umur) sebelum melangkah ke level selanjutnya. Dengan pembiasaan seperti itu, Timnas Indonesia akan lebih siap bertanding di level selanjutnya.
Dengan tingginya tekanan di babak lanjut Kualifikasi Piala Dunia maupun turnamen seperti Olimpiade, Timnas Indonesia jelas membutuhkan banyak pengalaman bertanding di level seperti ini. Bukan untuk uji nyali, tapi untuk membangun mental bertanding.
Semakin banyak pengalaman lolos ke babak gugur turnamen mayor, semakin kuat juga mental bertanding tim. Apalagi jika kedalaman kualitas tim relatif seimbang.
Sejauh ini, mentalitas yang sedang coba dibangun berada pada jalur yang benar. Ada progres yang masih akan berlanjut, seiring keputusan PSSI memperpanjang kontrak Shin Tae-yong hingga 2027.
Maka, daripada meratapi kegagalan lolos ke Olimpiade 2024, kita perlu melihat, ini adalah titik awal menuju level selanjutnya. Akan ada cerita baik-buruk, yang akan hadir, dan sekaligus menempa tim nasional Indonesia menjadi lebih tangguh.
Bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H