Kalau mau lebih aman, Garuda Muda cukup lolos ke Olimpiade 2024 sebagai "juara ketiga" Piala Asia U-23 atau mengalahkan Guinea di play-off Asia-Afrika. Seperti diketahui, tim pemenang play-off Asia-Afrika akan segrup dengan Prancis, Amerika Serikat dan Selandia Baru di grup A.
Sementara itu, juara ketiga Piala Asia U-23 akan berada satu grup dengan Argentina, Maroko dan Ukraina di grup B. Jalur ini relatif lebih aman, karena tidak akan langsung bertemu Israel.
Jangan lolos juga ke final Piala Asia U-23, karena tim finalis Piala Asia U-23 akan berada di grup C, yang dihuni Spanyol, Mesir dan Republik Dominika. Meski tidak ada Israel di grup ini, peluang Indonesia bertemu langsung wakil UEFA itu di babak perempat final cukup terbuka.
Meski terkesan agak paranoid, saran ini perlu saya suarakan, supaya Timnas U-23 tidak sampai terpaksa batal bertanding, hanya karena ada politisasi dari pihak tertentu. Cukup Piala Dunia U-20 saja yang bernasib apes, yang lain jangan ikut-ikutan.
Lagipula, kekalahan paling menyakitkan bukan datang dari lawan kuat atau keputusan wasit yang tidak netral. Kekalahan paling menyakitkan justru datang, ketika sebuah tim dipaksa "menyerah sebelum bertanding" atau dilarang masuk gelanggang, karena alasan absurd seperti politisasi yang tidak pada tempatnya.
Semoga publik sepak bola nasional, PSSI dan pihak-pihak terkait, mau belajar dari pengalaman pahit seputar batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia, akibat politisasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H