Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas U-23, Si "Pelanduk di antara Gajah"

13 April 2024   17:11 Diperbarui: 14 April 2024   16:33 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan serupa juga sempat digunakan PSSI sebagai alasan, untuk meliburkan sejenak kompetisi Liga 1. Andai tak ada libur dadakan ini, klub-klub yang sedang berjuang menghindari degradasi atau mengejar gelar juara liga pasti enggan melepas pemain ke tim nasional.

Dengan situasi seperti itu, ditambah persiapan yang mepet dan kualitas aktual sebagian pemain yang masih belum diketahui di level Asia, rasanya agak berlebihan kalau Timnas U-23 dibebani target lolos ke Olimpiade Paris.

Kebetulan, dalam banyak turnamen sebelumnya (baik senior maupun junior) target rasa ekspektasi terlalu tinggi malah kontraproduktif, karena menjadi beban tekanan terlalu berat buat Timnas Indonesia.

Dengan materi pemain yang ada, akan lebih baik kalau turnamen Piala AFC U23 dijadikan ajang pembuktian. Apakah tim yang didominasi pemain Liga 1 cukup bisa bersaing di Asia atau masih sebatas level Asia Tenggara.

Dari sini, kita juga bisa melihat, apakah kualitas aktual pemain dari Liga 1 atau "lokal pride" memang ada peningkatan, atau "potensi" yang selama ini banyak dibahas hanya pepesan kosong, karena kualitas kompetisinya memang perlu diperbaiki secara keseluruhan.

Jadi, daripada dibuat patah hati, khususnya setelah melihat posisi "pelanduk diantara gajah" atau menghibur diri dengan narasi pertarungan"semut melawan gajah", akan lebih sehat kalau kita menjadikan Piala Asia U-23 sebagai ajang untuk melihat pertanyaan berikut:

"Mengapa PSSI getol mencari pemain diaspora, seperti halnya pelatih Shin Tae-yong mendorong pemain Timnas Indonesia untuk 'abroad', dan mengapa pihak yang punya sentimen 'lokal pride' begitu ngotot dengan pendapatnya?"

Selebihnya, kita tinggal berharap, Witan Sulaeman dkk minimal tak jadi bulan-bulanan di Qatar. Kalau ternyata bisa lolos dari fase grup, apalagi lolos ke Olimpiade 2024, itu adalah bonus jackpot. 

Tidak untuk dikejar, tapi masih bisa diupayakan dengan kerja ekstra keras dan tambahan bumbu keberuntungan.

Bisa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun