Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Vietnam: Menepuk Air Didulang, Terpercik Muka Sendiri

17 Maret 2024   17:44 Diperbarui: 17 Maret 2024   21:55 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filip Nguyen dan Dang Van Lam, dua kiper blasteran Timnas Vietnam (Bolasport.com)

Jelang lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia cukup banyak disorot oleh pecinta sepak bola dan media di Vietnam, karena sebagian materi tim asuhan Shin Tae-yong diisi pemain diaspora Indonesia.

Dari Vietnam, komentar bernada sindiran muncul, dengan mempertanyakan apakah tim ini benar Timnas Indonesia atau Timnas Belanda. Kebetulan, Vietnam akan bertanding kandang-tandang melawan Tim Garuda pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, tanggal 21 dan 26 Maret 2024 mendatang.

Kalau melihat posisi Vietnam saat ini, sindiran mereka jelas merupakan satu "psywar", karena mereka punya target harus menang agar kesempatan ke babak selanjutnya terjaga.

Tekanan yang sama sebenarnya juga ada pada Timnas Indonesia. Setelah kekalahan melawan Irak dan bermain imbang melawan Filipina, kemenangan atas Vietnam jadi satu target untuk dikejar, jika ingin tetap bersaing.

Hanya saja, Filip Nguyen dkk tampak berada dalam tekanan lebih berat, karena dalam pertemuan terakhir kedua tim di Piala Asia lalu, Indonesia mampu unggul 1-0 dan lolos dari fase grup, dengan diperkuat beberapa pemain diaspora macam Rafael Struick dan Elkan Baggott.

Hasil ini menjadi satu pukulan mental cukup telak buat The Golden Stars, karena Indonesia yang mereka hadapi kala itu berbeda dengan Indonesia yang biasa mereka hadapi di turnamen tingkat Asia Tenggara.

Materi tim kurang lebih sama juga akan kembali dihadapi, dengan beberapa tambahan tenaga baru. Seperti diketahui, Jay Idzes (Venezia FC) dan Nathan Tjoe-A-On (SC Heerenveen) telah resmi menjadi WNI dan masuk daftar pemain Timnas Indonesia.

Jelas, "psywar" akan jadi satu strategi kunci, bersama permainan keras di lapangan. Satu strategi yang sudah klise.

Tapi, kalau melihat kondisi di Timnas Vietnam sendiri, sindiran mereka ini justru seperti sedang ikut mengatai diri sendiri. Persis seperti peribahasa pada judul di atas. 

Maklum, tim asuhan Philippe Troussier (Prancis) ini juga diperkuat Filip Nguyen, kiper blasteran Vietnam-Ceko yang sempat masuk daftar pemain Timnas Ceko di tahun 2020.

Selain Filip Nguyen, skuad terkini Vietnam juga punya sosok kiper blasteran lain dalam diri Dang Van Lam. Kiper blasteran Vietnam-Rusia ini lahir di Moskow tahun 1993 dengan nama Lev Shonovich Dang, dan sudah memperkuat Timnas Vietnam sejak 2015, dan kembali dipanggil di tahun 2024.

Saat menjadi kiper utama di era kepelatihan Park Hang Seo, trofi Piala AFF 2018 berhasil diraih. Jebolan akademi Spartak Moskow ini juga menjadi kiper utama tim nasional, saat Vietnam mencapai perempatfinal Piala Asia 2019 dan babak akhir Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.

Daftar pemain diaspora Vietnam juga masih bisa bertambah, karena VFF (PSSI-nya Vietnam) sedang menelusuri pemain diaspora Vietnam di luar negeri.

Jason Pendant (kanan) (Bolasport.com)
Jason Pendant (kanan) (Bolasport.com)
Sejauh ini, sudah ada 2 pemain diaspora Vietnam yang diketahui media, yakni Jason Quang Vinh alias Jason Pendant (Prancis-Vietnam) yang bermain di Rouen, klub Ligue 2 Prancis.

Pemain berusia 27 tahun ini berposisi bek kiri. Di level internasional, eks pemain Sochaux ini pernah membela Timnas Prancis U-16 dan U-17.

Satu nama lain yang masuk radar adalah Ibrahim Maza. Pemain blasteran Aljazair-Vietnam ini lahir tahun 2005, dan sudah memperkuat Hertha Berlin sejak tahun 2018 di level tim akademi.

Di level internasional, pemain berposisi striker ini sudah 5 kali memperkuat Timnas Jerman U-18 dan mencetak 3 gol. Kesempatan Vietnam menaturalisasinya masih terbuka, karena sang pemain belum pernah main di Timnas Jerman senior.

Ibrahim Maza (Bolasport.com)
Ibrahim Maza (Bolasport.com)
Proyek pencarian pemain diaspora Vietnam ini sendiri ternyata sudah berlangsung sejak tahun 2015, dengan Dang Van Lam sebagai hasil paling sukses.

Ini masih belum termasuk pemain asing yang dinaturalisasi menjadi warga Vietnam. Sejak Fabio Dos Santos di tahun 2007 menjadi kasus pertama, sebenarnya ada sejumlah pemain yang dinaturalisasi, dan kasusnya terjadi dari waktu ke waktu.

Masalahnya, naturalisasi pemain sepak bola di Vietnam agak kurang terekspos. Selain karena informasi yang terbatas, para pemain naturalisasi ini lalu mengganti nama ke versi Vietnam, seperti Fabio Dos Santos yang berganti nama menjadi Phan Van Santos.

Kembali ke jalur diaspora. Dalam waktu hampir bersamaan dengan Dang Van Lam, ada juga Mac Hong Quan, yang lahir di Vietnam tapi sempat beremigrasi ke Republik Ceko semasa kecil. Bersama Tim Bintang Emas, pemain kelahiran tahun 1992 ini tampil 14 kali dan  mencetak 3 gol di level senior, antara tahun 2013-2017.

Dengan rekam jejak dan keberadaan proyek pencarian pemain diaspora, ditambah catatan pemain naturalisasi di Vietnam, agak aneh kalau kehadiran dan dampak positif pemain diaspora Indonesia disindir kubu Vietnam, karena mereka toh juga ikut mengupayakan, merasakan dan ketagihan dengan pemain diaspora maupun naturalisasi.

Lagi pula, tren keberadaan pemain diaspora maupun naturalisasi, khususnya di Asia Tenggara sudah muncul di berbagai negara. Selain Indonesia dan Vietnam, ada Filipina, Singapura, Malaysia dan Laos yang sudah melakukan.

Thailand yang dikenal sebagai spesialis juara SEA Games dan Piala AFF saja juga punya pemain diaspora. Jadi tak ada yang aneh di sini.

Malah, tren ini menunjukkan, seberapa jauh ketertinggalan kawasan Asia Tenggara di level Asia, dan upaya apa yang coba dilakukan untuk mengejarnya, sambil berproses membangun sistem yang ada.

Selama pemain naturalisasi atau diaspora asing tidak menjadi solusi tunggal, dan sesuai aturan FIFA, seharusnya itu bukan masalah. Negara top macam Jerman, Italia dan Argentina saja punya pemain diaspora asing, jadi sudah bukan waktunya lagi mempersoalkan "lokal pride" atau sejenisnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun