Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

PSG, Proyek "Galacticos Gagal" Era Kekinian

1 Maret 2024   23:27 Diperbarui: 2 Maret 2024   09:09 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe saat PSG melawan Saint-Etienne pada pekan ke-26 Ligue 1 2021-2022.(Franck Fife via Kompas.com)

Berhubung aturan Financial Fair Play UEFA belakangan sangat ketat, klub finalis Liga Champions musim 2019-2020 ini mau tak mau harus mengubah rencana proyek olahraga klub.

Momentumnya kebetulan pas, karena dengan kepergian Mbappe, klub punya ruang bebas cukup besar secara finansial. Hanya saja, mereka akan lebih berfokus pada rekrutmen pemain muda.

Indikasi ini sudah terlihat di bursa transfer Januari 2024, dengan 2 talenta muda Brasil mendarat di Parc Des Princes. Lucas Beraldo (20) diboyong dari Sao Paulo sebagai penerus potensial Marquinhos di lini belakang, bersamaan dengan Gabriel Moscardo (18) dari Corinthians, gelandang yang diplot sebagai pengganti Marco Verratti yang hengkang ke Al Arabi (Qatar).

Sebelumnya, sudah ada Xavi Simmons (20) yang dibeli kembali dari PSV Eindhoven dan Warren Zare-Emery (17) yang promosi ke tim utama. Jelas, ada orientasi jangka panjang di sini.

Terlepas dari kegagalan yang sudah terjadi di masa lalu, manajemen PSG tampaknya ingin membangun mental bertanding para pemain muda, supaya bisa kompetitif di Liga Champions.

Masalah mental sendiri memang jadi penyakit PSG di Eropa, karena meski bisa unggul di fase grup, tim ini kerap kehabisan bensin di fase gugur.

Kekurangan ini membuat mereka cukup tertinggal dari Chelsea dan Manchester City, yang sudah lebih dulu memulai proses membangun mental bertanding di tingkat Eropa dan menuai sukses.

Menariknya, proyek Los Galacticos yang gagal di Paris menunjukkan, punya tim bertabur bintang bukan jaminan prestasi. Sehebat apapun kemampuannya, jika tak mampu bermain kompak sebagai tim, para bintang ini malah bisa jadi titik lemah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun