Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mohamed Salah dan Siklus "Ganti Kulit" ala Liverpool

19 Februari 2024   23:53 Diperbarui: 20 Februari 2024   09:45 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah tim olahraga, termasuk sepak bola, keberadaan pemain bintang biasanya menjadi satu faktor penting, karena ia bisa menjadi pembeda. Dari kontribusinya, klub bisa meraih hasil positif di lapangan hijau dan keuntungan finansial di luar lapangan.

Pada titik tertentu, seorang pemain bintang juga bisa menjadi "pemain kunci" bagi rencana masa depan klub. Bukan hanya dari sisi performanya, tapi bisa juga karena potensi nilai jualnya yang tinggi.

Gambaran ini menjadi relevan dengan sosok Mohamed Salah, di tim Liverpool yang bersiap menjalani era baru. Seperti diketahui, The Kop akan ditinggal pergi Juergen Klopp yang memutuskan mundur setelah musim 2023-2024 berakhir.

Meski sudah berusia 31 tahun, pemain kidal ini sebenarnya masih bersinar terang. Terbukti, 19 gol dan 9 assist dari 28 penampilan mampu dicetaknya di berbagai ajang bersama Si Merah.

Diluar urusan performa, bintang Timnas Mesir ini juga relatif jarang absen karena cedera maupun akumulasi kartu. Sebuah standar tinggi yang sudah konsisten diterapkannya sejak bergabung di Liverpool tahun 2017.

Tapi, seiring dengan akan selesainya era kepelatihan Juergen Klopp di Anfield, kemungkinan Salah ikut hengkang juga terbuka. Kebetulan, namanya masuk dalam target transfer klub Saudi Pro League, yang disokong kekuatan finansial luar biasa.

(Express.co.uk)
(Express.co.uk)

Status Salah sebagai pemain bola paling populer di Jazirah Arab, dengan popularitas global dianggap menjadi satu aspek menarik, dalam proyek Saudi Pro League secara umum.

Pada deadline bursa transfer musim panas 2023, sebenarnya sudah ada tawaran transfer yang masuk, tepatnya ketika Al Ittihad menyodorkan tawaran transfer senilai 150 juta pounds, yang sempat ditingkatkan menjadi 200 juta pounds.

Dua tawaran itu ditolak, tapi Liverpool disebut siap melepas Salah di musim panas 2024, jika ada tawaran menarik. Kebetulan, kontrak pemain nomor punggung 11 ini akan tuntas tahun 2025. Selain Al ittihad, Al Hilal juga ikut membidik Salah sebagai target transfer.

Jika Salah akhirnya pergi, ini akan terlihat seperti satu kerugian besar. Tapi, ini adalah satu kebiasaan klub, terutama di era kepemilikan FSG.

Sebelumnya, ini sudah lebih dulu terjadi, ketika Philippe Coutinho dijual ke Barcelona seharga 142 juta pounds awal tahun 2018. Dari dana transfer ini, pada musim panas berikutnya datanglah nama-nama seperti Fabinho dan Alisson.

Pada tahun 2022, strategi transfer ini kembali diterapkan, kala Sadio Mane dilepas ke Bayern Munich dengan paket transfer senilai 35 juta pounds. Dana transfer ini lalu digunakan menjadi modal belanja klub untuk mendatangkan Darwin Nunez dari Benfica dengan paket transfer senilai 85 juta pounds, termasuk bonus performa.

Maju ke tahun 2023, strategi serupa datang ketika Fabinho, Jordan Henderson dilepas ke Al ittihad dan Al Ettifaq seharga total 52 juta pounds. Dana transfer ini lalu dipakai untuk membeli Wataru Endo dan Ryan Gravenberch seharga total 51 juta pounds.

Dengan akan datangnya pelatih baru, The Reds hampir pasti akan membutuhkan dana transfer lebih, karena akan membangun tim. Maka, kejelasan nasib dan peluang transfer Mohamed Salah akan menjadi kunci.

Jika minat klub Arab Saudi benar adanya, dan transfer mahal siap diwujudkan, rasanya kita akan melihat kedatangan beberapa pemain baru di musim panas 2024 mendatang.

Menariknya, potensi transfer Mo Salah ke Arab Saudi sekaligus memperlihatkan, bagaimana pola siklus "ganti kulit" ala Liverpool, dengan penjualan pemain bintang sebagai satu titik kunci.

Sifatnya mungkin tidak langsung membongkar seluruh tim seperti di game, tapi perubahan yang ada tetap dapat berjalan lancar, karena ada sinergi cukup baik antara pemain muda dan senior.

Hasilnya, tim kesayangan Kopites bisa tetap kompetitif dan kompak. Hanya saja, The Reds di era setelah Klopp sudah pasti akan berubah, terutama jika Salah benar-benar pergi ke Timur Tengah dan mendatangkan dana transfer cukup besar.

Meski belum ketahuan sosoknya, potensi kepergian Mohamed Salah ke Arab Saudi sudah cukup menjelaskan, sebuah era baru akan datang di sudut merah Merseyside.

Selebihnya, mari kita tunggu dan lihat, akan seperti apa wujudnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun