Bukan karena aku ingin jadi pengecut, tapi karena ada kotak pandora lain yang datang. Dia juga membawa serta nuansa gelap dan pahit, dibalik isi kepala semahal berlian.
Seperti biasa, aku hanya perlu mendengarkan sampai tuntas, seperti memutar album kaset pita. Begitu semua lagu selesai berputar, selesai sudah.
Sebagai seorang teman lama, aku tak keberatan meluangkan waktu jika ada, tapi aku tak ingin membiarkan dia menyetirku lebih jauh. Tubuh ini sudah terlalu butut untuk jadi kendaraan.
Jangan sampai juga, aku berakhir jadi selembar kain pel. Tubuh ini baru saja pulih dari rasa sakit beruntun, dan aku masih perlu berusaha menemukan lagi sentuhan dan rasa nyaman sebelum sakit.
Aku menyukai ruang bebas ini, tapi kalau ada seseorang dengan terlalu banyak ide, tapi hanya bisa menyuruh orang lain mewujudkannya, ini hanya akan jadi toksik.
Terlalu banyak koreksi untuk hal yang seharusnya bisa dilakukan sendiri, dan akan ada rasa sakit baru, ketika tingkat kecerdasan dan hal-hal akademis menjadi alasan untuk tidak setara.
Mungkin, langkah selanjutnya akan terlihat pahit dan kejam, tapi inilah satu latihan untuk mengenal batasan dan berkata tidak, ditengah lingkungan yang sulit membuat kata itu terucap dan batasan kadang hanya dianggap sebagai satu alasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H