Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sisi Dinamis Piala Afrika 2023

1 Februari 2024   16:14 Diperbarui: 1 Februari 2024   16:21 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya, tanpa sang bintang utama, Timnas Mesir malah angkat koper di perdelapan final, setelah kalah adu penalti melawan Republik Demokratik Kongo.

Kasus "hati-hati" lain yang muncul di Piala Afrika 2023 hadir pada sosok Andre Onana. Kiper Timnas Kamerun ini difasilitasi jet pribadi untuk antar jemput oleh Manchester United, supaya bisa bergabung di tim nasional tepat waktu, dan kembali ke klub dalam keadaan fit.

Mohamed Salah dan Andre Onana, gagal melangkah jauh di Piala Afrika 2023 (Sportsbrief.com)
Mohamed Salah dan Andre Onana, gagal melangkah jauh di Piala Afrika 2023 (Sportsbrief.com)
Apesnya, kehadiran Onana di Pantai Gading malah berdampak negatif buat Tim Singa Lapar. Ia telat bergabung dengan tim di laga perdana melawan Guinea, lalu tampil seadanya di laga kedua, dengan kebobolan 3 gol saat berjumpa Senegal yang dimotori Sadio Mane.

Selebihnya, kiper Manchester United ini duduk manis di bangku cadangan, termasuk saat Timnas Kamerun dibekuk Nigeria 0-2 di perdelapan final. Segera setelah negaranya tersingkir, Onana langsung terbang kembali Inggris keesokan harinya.

Dari edisi ke edisi, fenomena ini, ditambah pergantian personel di tim, biasanya banyak memengaruhi performa. Ada yang naik, ada juga yang turun.

Tentu saja, ini bukan tren performa yang biasa diharapkan fans tim-tim kuat, tapi justru disinilah sisi kompetitif itu tetap hidup, dan memberi ruang untuk tim nonunggulan membuat kejutan. Dongeng Zambia saat juara Piala Afrika 2012 menjadi contoh terkenal.

Dari suasana dinamis seperti ini jugalah, tim nasional di Afrika digembleng, sehingga tim yang lolos ke Piala Dunia benar-benar layak untuk lolos.

Bukan cuma tampil di fase grup, tim-tim Afrika juga cukup sering lolos ke fase gugur Piala Dunia, dengan babak semifinal Piala Dunia 2022 menjadi langkah terjauh, ketika Maroko menciptakan momen historis itu di Qatar.

Diluar melimpahnya pemain dengan bakat alam dan profil bintang, kompetisi tingkat benua yang dinamis juga menjadi faktor penting. Meski frekuensinya sesering Piala AFF di Asia Tenggara, pemenang Piala Afrika jauh lebih sulit ditebak, karena tim semifinalis Piala Dunia saja bisa takluk dari tim yang kurang diunggulkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun