Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sisi Dinamis Piala Afrika 2023

1 Februari 2024   16:14 Diperbarui: 1 Februari 2024   16:21 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari situasi yang sejauh ini sudah berjalan, dan rekam jejak turnamen secara umum, dinamika yang justru menunjukkan seberapa unik Piala Afrika.

Dari durasinya, turnamen tingkat benua satu ini tidak seperti Piala Asia atau Eropa yang digelar tiap empat tahun sekali. Secara teratur (sejak edisi 1968 dan dijadwal ulang sejak edisi 2013) turnamen besutan CAF ini digelar setiap dua tahun sekali.

Alhasil, jadwal kualifikasi yang ada cukup padat, dan ini masih belum termasuk Kualifikasi Piala Dunia zona Afrika. Dengan jadwal sepadat ini, ditambah kehadiran banyak pemain berbakat dari Afrika tiap tahunnya, kompetisi yang hadir jadi terlihat dinamis. Tim juara bertahan belum tentu bisa tampil di edisi berikutnya.

Sebagai contoh, Nigeria yang terakhir kali juara Piala Afrika tahun 2013 gagal lolos kualifikasi di edisi 2015. Fenomena ini juga dialami Zambia dan Mesir di edisi 2012 dan 2013.

Meski nuansa dominasi negara Afrika Utara, Barat dan Tengah masih cukup kental, kemunculan tim kejutan dari Afrika Selatan seperti Afrika Selatan dan Angola sesekali cukup membuat dinamika lebih seimbang.

Belakangan, negara-negara Afrika Timur juga ikut ambil bagian. Di Piala Afrika edisi 2023 misalnya, Afrika Timur diwakili oleh Mozambik dan Tanzania yang lolos kualifikasi.

Tak heran, kompetisi Piala Afrika selalu bisa menciptakan kejutan. Sebagai contoh, di edisi 2023, selain Republik Demokratik Kongo dan Afrika Selatan, perempatfinal Piala Afrika menghadirkan tim-tim kuda hitam seperti Angola, Cape Verde, Mali dan Guinea.

Tapi, dibalik dinamika ini, terselip sedikit kesan hati-hati dari para bintang di tim negara unggulan, khususnya pada pemain-pemain yang main di liga top Eropa.

Tentu saja, sikap hati-hati ini berkaitan dengan potensi cedera. Apalagi, kalau pemain tersebut merupakan bintang di klub maupun tim nasional.

Berhubung kompetisi di klub masih berjalan, akan jadi kerugian buat klub dan tim nasional, kalau si pemain malah cedera sepulang dari turnamen. Pada edisi Piala Afrika 2023, masalah ini membuat Timnas Mesir dan Liverpool pusing, setelah Mohamed Salah mengalami cedera otot.

Memang, pada prosesnya Salah langsung direhabilitasi di Liverpool supaya cepat pulih, dan diharapkan bisa bergabung lagi, jika Tim Firaun  mampu melangkah minimal sampai semifinal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun