Pernah juara atau bahkan jadi langganan juara di Asia Tenggara hanya sebuah kebanggaan semu, karena tim yang dominan sekalipun masih kesulitan untuk naik kelas. Dalam artian, tim-tim Asia Tenggara masih belum bisa konsisten bersaing dengan wakil Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Timur.
Karena itulah, apapun capaian tim asuhan Shin Tae-yong di Qatar, PSSI dan pihak-pihak terkait perlu menata ulang semua dari awal. Soal target prestasi misalnya, untuk saat ini, Timnas Indonesia belum cukup kuat untuk dibebani target tinggi di level benua.
Jadi, alih-alih mengikuti ekspektasi tinggi publik sepak bola nasional, Timnas Indonesia perlu memasang target berjenjang. Misalnya, rutin tampil di Piala Asia, dan baru menetapkan target prestasi lebih tinggi kalau sudah konsisten.
Dengan demikian, ada satu keberlanjutan yang coba dibangun, demi meningkatkan kualitas dan prestasi tim nasional secara umum. Jadi, menonton aksi Timnas Indonesia bukan lagi mendatangkan patah hati, karena ada harapan yang benar-benar diupayakan.
Selama hal ini tidak disadari apalagi disikapi dengan benar, selama itu juga sepak bola nasional akan terjebak dalam stagnasi, dan akan tertinggal dengan negara lain, bahkan di kawasan Asia Tenggara.
Bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H