Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Indonesia dan Mimpi yang Tersirat

12 Januari 2024   12:18 Diperbarui: 12 Januari 2024   19:00 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. PSSI via KOMPAS.com

Piala Asia 2023 menjadi panggung terbesar Timnas Indonesia di level senior, untuk pertama kalinya sejak 2007. Tapi, keraguan tetap masih meliputi Timnas Indonesia.

Selain karena peringkat FIFA yang menjadi salah satu yang terendah di antara peserta turnamen, situasi sulit yang timbul di fase grup juga menjadi satu tantangan besar. Seperti diketahui, Tim Garuda satu grup dengan Jepang, Irak dan Vietnam.

Ketiganya adalah tim yang secara peringkat FIFA berada di atas Indonesia. Jepang dan Irak bahkan sama-sama pernah menjadi juara Piala Asia dan lolos ke Piala Dunia.

Ditambah Vietnam yang dalam sedekade terakhir berkembang pesat, Timnas Indonesia serasa menjadi pelanduk diantara tiga gajah. Dengan situasi seperti ini, rasanya kurang elok kalau Justin Hubner dkk sampai dibebani target lolos ke babak selanjutnya.

Soal kualitas, PSSI memang sudah berupaya mencari pemain diaspora Indonesia yang main di luar negeri (terutama Eropa) dan ada tujuh nama yang sudah bergabung untuk Piala Asia 2023, antara lain Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner dan Elkan Baggott.

Keberadaan mereka, ditambah Marc Klok yang memang berstatus pemain naturalisasi, bisa jadi secuil harapan untuk Timnas Indonesia. Setidaknya, kelemahan soal postur tubuh bisa sedikit diakali.

Lagipula, strategi merekrut pemain diaspora telah menjadi satu fenomena umum di sepak bola modern. Di Piala Asia 2023, Malaysia bahkan diperkuat 14 pemain diaspora dan naturalisasi. Thailand dan Vietnam juga punya personel diaspora, meski jumlahnya hanya 1-2 pemain.

Jadi, tak ada yang aneh di sini. Irak dan Jepang saja punya pemain diaspora di tim mereka. Jepang punya Zion Suzuki, kiper blasteran Jepang-Nigeria, sementara Irak punya Zidane Iqbal, pemain blasteran Irak-Pakistan kelahiran Inggris.

Tapi, dengan persiapan tim yang secara garis besar tidak optimal, karena kerjasama tim yang kurang maksimal dan lini belakang yang terlihat rapuh, semua harapan tinggi yang diapungkan publik sepak bola nasional boleh dibilang merupakan satu mimpi tersirat.

(Bolasport.com)
(Bolasport.com)

Terlalu tidak adil kalau kita berharap terlalu tinggi, pada tim yang kebobolan 11 kali dan hanya mencetak satu gol, dalam tiga pertandingan ujicoba terakhir menuju Piala Asia 2023.

Soal kiprah Timnas Indonesia di Qatar, pelatih Shin Tae-yong memang masih menyimpan optimisme. Pelatih asal Korea Selatan itu bahkan menyebut, Indonesia masih punya kesempatan lolos ke babak perempat final Piala Asia, jika mampu meraih empat poin dan lolos lewat jalur peringkat ketiga terbaik.

Secara matematis dan hitungan di atas kertas, semua kemungkinan memang bisa terjadi. Tapi, berhubung Timnas Indonesia jauh lebih berpengalaman dalam hal mengalami situasi kurang mengenakkan, kita hanya perlu berharap, tim asuhan Shin Tae-yong tak sampai jadi bulan-bulanan lawan di Qatar.

Kalaupun tak bisa lolos atau mendapat poin, mereka minimal bisa memberikan sedikit perlawanan, jadi tidak kalah memalukan. Kalau ternyata bisa membuat kejutan, semoga ini tak sampai jadi tunggangan politik di masa Pemilu, karena Timnas Indonesia sejatinya malah cenderung diremehkan, terutama oleh mereka yang punya sentimen negatif pada pemain diaspora Indonesia di tim nasional.

Bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun