Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool, Kembali ke Mode Tim Pemburu Gelar?

8 Januari 2024   20:29 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:32 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya saja, meski standar performanya terlihat mengarah ke sana, kedua tim ini punya komposisi pemain dan dinamika taktik cukup berbeda. Tim edisi 2021-2022 adalah tim yang para pemainnya (rata-rata) berusia matang dan sedang dalam puncak performa.

Selain itu, mereka juga banyak mengandalkan trisula Firmino-Mane-Salah sebagai poros serangan, yang biasa didukung juga dengan duet bek sayap Andrew Robertson dan Trent Alexander-Arnold lewat kiriman umpan-umpan jitu mereka.

Di tengah, sebenarnya ada Thiago Alcantara dan Naby Keita yang sama-sama pintar memanfaatkan ruang sempit dan mengkreasi umpan kunci, tapi keduanya sama-sama sering cedera, sehingga tak  bisa diandalkan untuk bermain di setiap pertandingan.

Akibatnya, ketika lini depan mampu dibendung atau tidak dalam performa terbaik, hasil positif akan sulit didapat. Kekalahan 0-1 atas Real Madrid di final Liga Champions 2021-2022 menjadi satu contoh terkenal dari problem ini.

Situasinya cukup berbeda sejak musim panas 2023, karena komposisi pemain Liverpool sudah cukup berbeda. Salah memang masih jadi andalan, tapi bintang Mesir ini menjadi "senior" bagi pemain lain di lini depan, seperti Darwin Nunez, Cody Gakpo dan Diogo Jota.

Di tengah, keberadaan Wataru Endo, Alexis MacAllister, Dominik Szoboszlai dan Ryan Gravenberch membuat Si Merah akhirnya punya paduan seimbang antara gelandang petarung dan gelandang kreatif.

Dimensi kreativitas di sektor dapur serangan Liverpool juga semakin unik, karena jika ditugaskan di lini tengah, Trent Alexander-Arnold kerap mengatur tempo dan mengkreasi serangan dengan umpan-umpan jauh nan akurat. Kebetulan, saat masih di akademi klub, pemain nomor punggung 66 ini memang berposisi alami sebagai pemain tengah.

Dengan ditambah pemain berpengalaman seperti Virgil Van Dijk dan Alisson, Juergen Klopp kali ini tampak membawa satu tim yang secara kemampuan lebih seimbang, lengkap dengan sinergi cair pemain muda dan senior.

Satu hal lain yang membuat tim ini tampak  "biasa" adalah fakta bahwa mereka "hanya" tampil di Liga Europa, bukan Liga Champions. Terdengar kurang menyenangkan, tapi justru disinilah keuntungannya.

Fakta ini menjadi satu kamuflase bagus, untuk mengalihkan pandangan soal progres tim, setidaknya sampai bisa melaju jauh di akhir musim 2023-2024 nanti. Apalagi, kalau semifinal Carabao Cup mampu dilewati, dan final Piala FA mampu digapai, seperti halnya final Liga Europa dan kesempatan juara Liga Inggris.

Di sini, klub kesayangan Kopites bisa membiasakan diri lagi dengan standar tinggi khas tim pemburu gelar, sebelum menikmati sensasi serupa, jika sudah "naik kelas" ke Liga Champions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun