Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bangku Belakang

25 Desember 2023   22:56 Diperbarui: 25 Desember 2023   23:17 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak peduli apa penampilannya, bagaimana kondisinya, penerimaan itu selalu sama dari waktu ke waktu. Sebuah alasan sempurna untuk selalu merasa nyaman dalam susah dan senang.

Di titik paling sulit sekalipun, rasa nyaman ini selalu memberi cukup kekuatan untuk tetap waras. Meski semua melupakan dan meninggalkan, kekuatan ini selalu bisa jadi sandaran terkuat.

Saat semua kesulitan itu bisa dilalui, kekuatan ini selalu jadi alasan untuk pulang dengan membawa serta setumpuk rasa rindu, sebagai bentuk rasa syukur.

Mungkin, ini adalah satu ironi di era media sosial, yang menuntut banyak hal harus bersifat eksistensial. Tapi, seperti bangku belakang di gereja, satu titik terlupakan kadang bisa memberi hadiah tak terduga.

Disaat media sosial dan dunia hanya mau memberi hadiah kepada mereka yang menarik perhatian, masih ada yang mau memberi hadiah kepada mereka yang terlupakan, berkekurangan, atau bahkan dianggap bermasalah.

Dari bangku belakang yang kadang terlupakan itu, aku menemukan rumah untuk pulang, dan secuil pelajaran untuk tetap setia, dan membalas sebuah kesetiaan tanpa syarat, dari satu hal yang kadang dianggap kurang berarti, bahkan dianggap sebagai satu simbol kemalasan.

Mungkin terlihat tidak biasa, tapi sudut pandang ini menjadi satu hal yang sangat relevan buatku, dalam kondisiku yang serba tidak biasa. Bagiku, ini adalah satu persiapan panjang sebelum menjalani babak panjang kesetiaan lain di depan, bukan lagi dalam posisi sendirian secara fisik.

Aku tak tahu kapan itu akan datang, tapi saat kehidupan mengizinkan babak itu datang, seharusnya aku sudah siap dan mampu, karena sudah terbiasa setia saat masih sendirian.

Ternyata, benar kata orang,

"Ketika seseorang sudah bisa setia mencintai diri sendiri, pada saatnya nanti, ia juga akan setia mencintai pasangannya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun