Mediokrasi ini antara lain terlihat, dari efektivitas transfer klub yang masih tertinggal. Padahal, kinerja keuangan klub relatif tak ada masalah berarti.
Bayangkan, mereka bisa tanpa ragu menggelontorkan dana transfer sampai ratusan juta pounds, hanya untuk mendatangkan pemain seperti Rasmus Hojlund yang masih melempem di liga, dan Andre Onana, kiper yang justru lebih produktif mencetak meme jenaka di media sosial ketimbang mencatat "clean sheet".
Kalau masalah ini tak disadari Manchunian dan manajemen klub, ganti pelatih berkali-kali pun percuma. Malah, keputusan gabung ke Old Trafford akan terasa horor buat pelatih top sekalipun, karena beresiko merusak CV kepelatihan mereka.
Pelatih kenyang prestasi seperti Jose Mourinho dan Louis Van Gaal saja dianggap gagal. Apalagi yang lain.
Klub memang masih punya popularitas global, tapi kualitas aktual timnya tak sehebat dulu lagi.
Jadi, kalau ekspektasi yang ada masih terlalu tinggi, dan permasalahan yang ada tak disadari betul, rasanya tinggal menunggu waktu saja, untuk melihat Manchester United turun kelas ke papan tengah, bahkan bisa lebih parah lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H