Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Santos FC, dari Histori ke Tragedi

9 Desember 2023   23:42 Diperbarui: 10 Desember 2023   03:23 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berjaya di tahun 2002, Santos dimotori dua pemain muda berbakat, yakni Robinho dan Diego Ribas. Duet maut ini lalu membawa klub kembali juara liga di tahun 2004, sebelum akhirnya hengkang ke Eropa.

Robinho, yang pada awal kemunculannya dilabel sebagai Pele Baru, antara lain bermain di Real Madrid, AC Milan dan Manchester City. Sementara itu, Diego bermain di Werder Bremen, Juventus, dan Atletico Madrid.

Uniknya, sama seperti era Santasticos dulu, performa klub lalu kembali inkonsisten. Kadang finis di papan atas, kadang berjuang menghindari jerat degradasi.

Duet Diego Ribas-Robinho dan Ganso-Neymar (ESPN.com.br)
Duet Diego Ribas-Robinho dan Ganso-Neymar (ESPN.com.br)
Kebangkitan klub yang pernah turut mempopulerkan Jogo Bonito ini baru datang pada tahun 2009, ketika Neymar dan Ganso promosi dari akademi.

Sama seperti pada era Robinho dan Diego Ribas, duet Neymar (yang mendapat julukan Pele Baru di awal kemunculannya) dan Ganso menjadi motor permainan Santos, hingga mampu meraih prestasi, kali ini di level domestik dan internasional.

Berkat torehan satu trofi Copa Do Brasil (2010), Copa Libertadores (2011), dan Recopa Sudamericana (2012) ditambah kemunculan pemain muda potensial macam Rafael Cabral dan Danilo, Santos memasuki era "Santasticos" jilid II.

Tapi, sama seperti sebelumnya, ketika komposisi pemain kunci tak lagi utuh, performa Santos kembali menurun dan kembali menjadi klub inkonsisten.

Dimulai dari hengkangnya Ganso (ke Sao Paulo) dan Danilo (ke FC Porto) tahun 2012, era Santasticos Jilid II praktis selesai saat Neymar pindah ke Barcelona dan Rafael Cabral pindah ke Napoli tahun 2013.

Dari keempat pemain bintang ini, Santos sebenarnya mendapatkan banyak uang. Mereka bahkan berani membeli Leandro Damio (top skor Olimpiade 2012) tahun 2014, untuk diduetkan dengan Gabriel Barbosa, penyerang muda potensial jebolan akademi klub.

Sekilas, duet ini terlihat menjanjikan, tapi performa inkonsisten klub dan salah urus manajemen malah membuat klub terjerat krisis keuangan. Meski mendapat suntikan dana 29,5 juta euro (hasil penjualan Gabriel Barbosa ke Inter Milan, 2016), krisis keuangan klub tetap tak beres.

Dalam periode turbulensi ini, Si Ikan sebenarnya masih mengorbitkan talenta macam Rodrygo Goes (kini di Real Madrid), Kaio Jorge (Juventus) dan Angelo Gabriel (Chelsea). Mereka bahkan lolos ke final Copa Libertadores 2020 di Stadion Maracana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun