Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Radja Nainggolan, Michael Essien Jilid II?

30 November 2023   16:21 Diperbarui: 1 Desember 2023   01:41 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radja Nainggolan, pemain baru Bhayangkara FC berdarah Batak-Belgia (Kompas.com)

Judul di atas adalah satu pertanyaan spontan yang muncul di pikiran saya, segera setelah Bhayangkara FC mengumumkan transfer Radja Nainggolan, Rabu (29/11) lalu.

Bersama The Guardians, Radja dikontrak sampai Liga 1 musim 2023-2024 selesai. Sebelumnya, pemain berdarah Batak ini sudah lebih dulu datang ke Indonesia, dalam kapasitas sebagai "ambassador" turnamen Piala Dunia U-17.

Kalau melihat level pengalaman bermainnya, transfer ini jelas menggambarkan, seberapa besar usaha Bhayangkara FC untuk lolos dari degradasi.  Sebelumnya, mereka sudah lebih dulu mendatangkan Witan Sulaeman, Putu Gede dan Osvaldo Haay.

Tapi, kalau fokus ke Radja Nainggolan seorang, transfer ini menjadi sebuah "dejavu" kedatangan Michael Essien ke Persib Bandung tahun 2017 silam.

Kebetulan, selain sama-sama berusia 35 tahun saat datang, keduanya sama-sama merupakan gelandang petarung yang pernah main di kompetisi level atas Eropa dan tim nasional negara asal masing-masing.

Kemiripan mereka juga semakin terasa, karena Radja Nainggolan datang ke Indonesia sebagai pemain tanpa klub, sama seperti Essien dulu. Jadi, akan sulit melihat Radja Nainggolan tampil dalam versi masa jayanya, di klub milik Polri ini.

Dengan pengalaman dan popularitas yang dimilikinya, eks pemain Inter Milan itu bisa membantu Bhayangkara FC dan Liga 1 secara umum, setidaknya dalam hal menghadirkan pemberitaan di media internasional.

Sebelumnya, situasi ini sudah pernah terjadi saat Essien bermain di Persib. Meski hanya setahun, pemain asal Ghana itu menjadi pionir munculnya aturan pemain asing "marquee player" di Liga 1 dan  membuat Liga 1 sedikit lebih dikenal media internasional.

Jika Nainggolan ternyata bertahan (setidaknya) satu tahun lagi di Liga Indonesia, bukan tak mungkin aturan soal pemain asing akan kembali berubah.

Kebetulan, Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI juga sudah mengapresiasi kesediaan eks pemain Timnas Belgia itu bermain di Indonesia.

Dari segi publisitas, kedatangan eks pemain AS Roma ini bisa membantu upaya PSSI, dalam membangun persepsi positif soal sepak bola nasional di mata dunia.

Seperti diketahui, meski ada sejumlah perbaikan di era Erick Thohir dan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, dunia masih belum melupakan kontroversi soal Tragedi Kanjuruhan dan pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Maka, kedatangan pemain sekelas Nainggolan bisa menjadi satu langkah menarik. Apalagi, kalau setelah ini akan lebih banyak pemain berkualitas serupa datang bermain di liga Indonesia.

Tapi, supaya dampak positif yang dihasilkan lebih berkelanjutan, PSSI juga perlu mulai memikirkan perbaikan kualitas secara umum. Mulai dari sektor perwasitan, finansial, sampai edukasi suporter.

Pada saat Essien dulu, dampak positif yang dihasilkan baru sebatas mendatangkan banyak pemberitaan internasional. Tak ada perbaikan signifikan, selain hal bersifat temporer seperti penggunaan wasit asing.

Alhasil, setelah Essien pergi, kualitas Liga 1 cenderung stagnan, dan ini bisa terulang kembali, jika kehadiran Nainggolan ternyata tak diikuti dengan perbaikan kualitas secara umum.

Diluar urusan pengalaman dan keterampilan, sosok Nainggolan juga bisa menjadi satu pesan, sepak bola Indonesia sedang berupaya memperbaiki persepsi buruk dan sedang berprogres.

Tapi, meski punya popularitas dan pengalaman mumpuni, Bhayangkara FC juga perlu memastikan, sisi badung eks pemain Cagliari itu tidak kambuh di liga Indonesia.

Seperti diketahui, Nainggolan pernah tersangkut masalah indisipliner di Inter Milan tahun 2018, dan didepak Royal Antwerp tahun 2022 karena masalah serupa. Kalau Bhayangkara FC tak hati-hati, mereka bisa kerepotan, dan PSSI pun juga bisa kena getahnya.

Selebihnya, mari kita lihat, apakah Radja Nainggolan akan jadi Michael Essien Jilid II, atau menjadi Radja Nainggolan Jilid I di Liga Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun