Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ultah Kompasiana dan Memori 2019

28 Oktober 2023   08:45 Diperbarui: 28 Oktober 2023   08:54 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto di atas adalah hasil jepretan Kompasianer Tamita Wibisono, ketika saya digendong Agan Andri Mastiyanto, di Museum Bank Indonesia, Jakarta, 25 Oktober 2019. Waktu itu, saya mengikuti syukuran ulang tahun ke 11 Kompasiana. Satu momen pengantar menuju Kompasianival di bulan berikutnya. 

Sebagai seorang yang (waktu itu) masih minim pengalaman ikut event offline di Kompasiana, momen ini jadi satu kejutan unik tersendiri buat saya.

Tak tanggung-tanggung, saya berkesempatan langsung ikut acara kopi darat Kompasiana di "pusat", justru saat intensitas menulis saya sedang turun drastis, karena lumayan sibuk menjadi pekerja kantoran di Jakarta.

Acaranya sendiri lumayan seru, karena ada diskusi yang disambung tur keliling museum dan foto bersama. Bonusnya, saya bertemu banyak Kompasianer senior, termasuk Agan Andrie, yang tahun 2022 terpilih sebagai Kompasianer Of The Year.

Mungkin, ini terlihat sederhana, tapi seiring berjalannya waktu, momen "digendong" ini ternyata menjadi satu memori kolektif, yang masih diingat.

Sebenarnya, momen ini terjadi ketika Agan Andrie menawarkan bantuan untuk menggendong saya di tangga pintu keluar museum. Awalnya, saya keberatan, karena merasa tinggal sedikit lagi selesai, tapi karena terus diyakinkan semuanya, saya menerima saja.

Bantuan ini sangat menolong, karena saya jadi masih punya cukup sisa tenaga, untuk bersabar menunggu ojol di tengah kemacetan, dan melanjutkan perjalanan ke kediaman Pakde saya di daerah Meruya, Jakarta Barat, yang ternyata memakan waktu kurang lebih satu jam.

Satu hal yang tak disangka, ternyata momen ini diabadikan dalam jepretan foto oleh Kompasianer Tamita Wibisono, dan menjadi satu memori yang muncul, setiap kali momen ulang tahun Kompasiana datang.

Bagi sebagian orang, momen "digendong" ini mungkin terlihat memalukan dan terkesan lemah, tapi justru disinilah sebuah kekuatan bernama "kebersamaan" muncul dan melekat sebagai satu memori kolektif bagi kami yang terlibat.

Bagi saya pribadi, momen ini jadi satu alasan sempurna untuk tetap betah di Kompasiana. Sejak tulisan pertama hingga berbagai momen kopi darat, saya sudah diterima dengan sangat baik, terlepas dari kondisi fisik saya yang kurang (jika memakai kacamata orang normal).

Mungkin alasan ini sangat sederhana, tapi menjadi sangat berharga, karena perkara fisik ini kadang jadi alasan untuk perilaku diskriminatif bertindak sewenang-wenang.

Rasa nyaman yang ada semakin sempurna, karena Kompasiana memberi saya kebebasan penuh untuk bebas menulis sebagai diri sendiri. Kebebasan ini menjadi satu hal berharga lain yang saya dapat, karena saya bisa menyampaikan semua yang ingin disampaikan secara tuntas.

Pada gilirannya, kebebasan ini membantu saya untuk berkembang lebih jauh, dan menulis dengan nyaman. Saking nyamannya, menulis lintas topik pun bisa dilakukan tanpa ragu.

Memang, saya belum sampai pada tahap sering menang lomba apalagi dapat penghargaan, yang levelnya hampir seperti mitos, tapi semua yang sejauh ini sudah dijalani memberi banyak hadiah berharga, termasuk memori yang menghangatkan hati.

Lebih dari itu, rasa nyaman dan penerimaan yang begitu baik telah menjadi satu alasan sempurna, untuk tetap menulis di sini. Terlepas dari frekuensi menulis yang kadang naik-turun, rasa nyaman itu tetap sama.

Kalaupun ada harapan, itu masih sesimpel bisa ikut lagi event tahunan Kompasiana di "pusat". Saya tidak berani untuk berharap menang lomba apalagi dapat penghargaan, karena kedua hal ini punya "vibe" yang berbeda. Hanya yang benar-benar ahli dan layak, yang berhak mendapatkan. Seharusnya begitu.

Untuk saat ini, jalan menuju ke sana memang masih sangat panjang, dan masih belum terwujud di momen 15 Tahun Kompasiana, tapi semoga kesempatan langka ini masih bisa kesampaian di lain waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun