Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

MU, dari Glazers ke Sir Jim Ratcliffe

16 Oktober 2023   13:09 Diperbarui: 16 Oktober 2023   15:41 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/VALERY HACHE via KOMPAS.com

Bicara soal Manchester United, khususnya dalam setahun terakhir, situasinya bisa dibilang cukup panas-dingin. Bukan hanya di lapangan hijau, tapi juga di luar lapangan, tepatnya dalam hal kepemilikan saham klub.

Seperti diketahui, dalam setahun terakhir, keluarga Glazer selaku pemilik klub sudah memasang label "dijual" pada saham Setan Merah. Dalam perjalanannya, upaya keluarga pebisnis asal Amerika Serikat ini lalu berubah menjadi satu saga berlarut-larut.

Penyebabnya, ada perbedaan antara kubu keluarga Glazer dan dua peminat serius, yakni Sir Jim Ratcliffe dan Sheikh Jassim, soal persentase kepemilikan saham klub. Awalnya, kedua peminat sama-sama ingin langsung memiliki penuh saham klub.

Sheikh Jassim bahkan disebut berani mengajukan tawaran kontan sebesar 5 miliar pounds dan bersedia melunasi hutang klub, membangun stadion dan tempat latihan, plus belanja pemain baru.

Tapi, tawaran dari bankir asal Qatar ini akhirnya ditolak. Penyebabnya, tak ada kompromi tercapai. Sheikh Jassim ingin proses pengambilalihan saham langsung tuntas, sementara Keluarga Glazer ingin prosesnya dilakukan secara bertahap.

Celah ini rupanya dimanfaatkan Sir Jim Ratcliffe dengan baik. Segera setelah kubu Sheikh Jassim mundur, bos INEOS ini segera mengajukan tawaran sebesar 1,3 miliar pounds untuk membeli 25 persen saham klub rival sekota Manchester City akhir pekan lalu.

Sejumlah media menyebut, pembelian saham ini baru tahap awal. Sebagai bagian dari kesepakatan, sang milyuner akan terlihat lebih jauh dalam aspek operasional klub secara umum, termasuk di sektor olahraga.

Dengan kata lain, salah satu orang terkaya se-Britania Raya ini bisa saja membeli MU dengan harga lebih dari 5 miliar pounds, paling cepat dalam tiga tahun kedepan.

Dengan cara ini juga, ia akan memenuhi harga beli yang diminta kubu Glazers yang berkisar antara 5-6 miliar pounds, tanpa membuat heboh seperti Sheikh Jassim.

Selebihnya, ide pemilik saham klub OGC Nice (Prancis) ini mirip dengan Sheikh Jassim: membangun stadion dan tempat latihan baru, melunasi hutang klub, plus belanja pemain baru.

Prospek ini dinilai menguntungkan oleh keluarga Glazer, karena mereka masih punya sedikit waktu, untuk menguasai dan menikmati keuntungan finansial klub, sebelum akhirnya dilepas secara bertahap.

Seperti diketahui, dalam hal profitabilitas, The Red Devils masih masih berada di papan atas secara global. Maka, wajar jika The Glazers masih betah bercokol di Old Trafford, meski suporter sering meminta mereka pergi.

Sebagai pebisnis, mereka jelas tak ingin satu sumber pemasukan besar hilang begitu saja. Apalagi, sebelum akhirnya memiliki klub pada tahun 2005, keluarga pebisnis Amerika Serikat keturunan Yahudi ini juga mendapatkannya secara bertahap.

Prosesnya berawal dari memiliki saham minoritas, lalu berkembang menjadi pemilik saham mayoritas, dan menjadi pemilik klub seutuhnya. Proses yang sama juga pasti ingin mereka alami, ketika harus melepas klub.

Hal ini mungkin terlihat biasa, tapi menjadi rumit ketika tidak dipahami dengan tepat. Akibatnya, terjadilah saga berlarut-larut seperti yang kita lihat setahun terakhir.

Terlepas dari rekam jejaknya sebagai pemilik saham di OGC Nice dan status sebagai salah satu orang terkaya se-Britania Raya, kehadiran Sir Jim Ratcliffe di Teater Impian tampaknya akan menjadi sebuah awal pembaruan.

Maklum, dengan keruwetan yang ada selama ini, ada banyak hal yang perlu diperbaiki, dan tidak akan beres secara instan. Maka, ketika Sir Jim Ratcliffe melakukan akuisisi secara bertahap, langkah ini sangat logis, karena secara prestasi, posisi United masih tidak stabil, terutama sejak Sir Alex Ferguson pensiun tahun 2013.

Sepanjang keluarga Glazer tidak membuat "plot twist" yang membuat taipan penggemar Manchester United ini mundur seperti Sheikh Jassim, harapan itu masih ada.

Tapi, andai benar era Glazers akan selesai dalam waktu dekat, Manchunian masih perlu menghilangkan sisi tidak sabaran mereka. Setelah era Ferguson, sisi negatif ini ikut berkontribusi pada inkonsistensi klub, akibat terlalu sering ganti pelatih dan melakukan transfer pemain mahal tapi flop.

Bukan berarti tak boleh berharap, tapi lebih karena siapapun pengganti keluarga Glazer di Theatre Of Dreams, mereka akan bersiap menangani permasalahan yang sudah begitu kompleks.

Jelas, ini butuh waktu untuk diperbaiki sampai tuntas. Kalau masih tidak sabaran, sekaya apapun pemilik baru Manchester United, percuma saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun