Prospek ini dinilai menguntungkan oleh keluarga Glazer, karena mereka masih punya sedikit waktu, untuk menguasai dan menikmati keuntungan finansial klub, sebelum akhirnya dilepas secara bertahap.
Seperti diketahui, dalam hal profitabilitas, The Red Devils masih masih berada di papan atas secara global. Maka, wajar jika The Glazers masih betah bercokol di Old Trafford, meski suporter sering meminta mereka pergi.
Sebagai pebisnis, mereka jelas tak ingin satu sumber pemasukan besar hilang begitu saja. Apalagi, sebelum akhirnya memiliki klub pada tahun 2005, keluarga pebisnis Amerika Serikat keturunan Yahudi ini juga mendapatkannya secara bertahap.
Prosesnya berawal dari memiliki saham minoritas, lalu berkembang menjadi pemilik saham mayoritas, dan menjadi pemilik klub seutuhnya. Proses yang sama juga pasti ingin mereka alami, ketika harus melepas klub.
Hal ini mungkin terlihat biasa, tapi menjadi rumit ketika tidak dipahami dengan tepat. Akibatnya, terjadilah saga berlarut-larut seperti yang kita lihat setahun terakhir.
Terlepas dari rekam jejaknya sebagai pemilik saham di OGC Nice dan status sebagai salah satu orang terkaya se-Britania Raya, kehadiran Sir Jim Ratcliffe di Teater Impian tampaknya akan menjadi sebuah awal pembaruan.
Maklum, dengan keruwetan yang ada selama ini, ada banyak hal yang perlu diperbaiki, dan tidak akan beres secara instan. Maka, ketika Sir Jim Ratcliffe melakukan akuisisi secara bertahap, langkah ini sangat logis, karena secara prestasi, posisi United masih tidak stabil, terutama sejak Sir Alex Ferguson pensiun tahun 2013.
Sepanjang keluarga Glazer tidak membuat "plot twist" yang membuat taipan penggemar Manchester United ini mundur seperti Sheikh Jassim, harapan itu masih ada.
Tapi, andai benar era Glazers akan selesai dalam waktu dekat, Manchunian masih perlu menghilangkan sisi tidak sabaran mereka. Setelah era Ferguson, sisi negatif ini ikut berkontribusi pada inkonsistensi klub, akibat terlalu sering ganti pelatih dan melakukan transfer pemain mahal tapi flop.
Bukan berarti tak boleh berharap, tapi lebih karena siapapun pengganti keluarga Glazer di Theatre Of Dreams, mereka akan bersiap menangani permasalahan yang sudah begitu kompleks.
Jelas, ini butuh waktu untuk diperbaiki sampai tuntas. Kalau masih tidak sabaran, sekaya apapun pemilik baru Manchester United, percuma saja.