Kompasiana Awards 2023: Memilih, Dipilih, atau Dua-duanya?

Judul di atas adalah pertanyaan yang pertama kali muncul di pikiran saya, saat Kompasiana mengumumkan periode pendaftaran nominasi Kompasiana Awards 2023.

Kalau nominasinya sudah final, saya sudah pasti akan memilih. Tapi, untuk tahun ini, jujur saya bingung harus menominasikan siapa.

Ada cukup banyak Kompasianer hebat, yang sesekali berinteraksi, bahkan saling bercanda, karena sudah kenal secara personal. Karena itulah, saya merasa agak sungkan kalau harus menominasikan salah  dua atau tiga dari sekian banyak nama tersebut.

Baca juga: Memori Kecil Kompasianival 2018

Secara pribadi, saya juga sungkan untuk menominasikan diri sendiri, karena selain tidak terlalu aktif berkomunitas, intensitas menulis saya juga masih belum stabil di tahun 2023.

Ditambah lagi, penghargaan seperti ini sebenarnya adalah perkara yang agak "wang-sinawang". Meski bisa diupayakan, bahkan dikejar sedemikian rupa, sebuah penghargaan selalu punya sisi kejutannya sendiri.

Kadang, mereka yang berusaha sedemikian rupa, malah harus rela melihat  penghargaan itu justru memilih orang yang mungkin tidak pernah berharap.

Terlepas dari adanya faktor keberuntungan atau semacamnya, selalu ada sebuah "lelaku", dalam konteks ini upaya menulis, yang harus dilakukan untuk mencapainya.

Kalau tidak pernah menulis, tentu saja tidak akan dapat, karena Kompasiana sendiri adalah satu platform menulis.

Soal intensitas menulis, itu memang tergantung pada kemampuan masing-masing. Tidak semua orang kuat menulis banyak artikel sekaligus dalam sehari, meski jumlah tulisan sebenarnya bukan acuan mutlak.

Tapi, soal menang atau tidak, ini akan banyak ditentukan oleh orang lain yang memilih. Sama seperti bagus-tidaknya sebuah tulisan, yang akan menemukan penilaian lebih adil, jika dinilai oleh pembaca, bukan oleh penulisnya.

Kalaupun ada yang bisa diupayakan, upaya itu hanya akan tepat, jika dilakukan sesuai porsi.

Jika tidak masuk nominasi, ya pilih saja yang ada. Kalau ternyata masuk, jangan pernah membuat janji yang muskil, karena suatu saat itu tetap akan menjadi hutang yang harus dibayar lunas.

Di sisi lain, momen seperti Kompasiana Awards, yang merupakan bagian dari Kompasianival 2023, sekali lagi akan menjadi satu medium pertemuan unik.

Selain karena mempertemukan orang-orang yang selama ini terlibat di Kompasiana, momen kebersamaan yang spesial ini juga akan jadi pertemuan antara harapan dan kekecewaan, seperti halnya rasa pasrah dan "legowo".

Secara pribadi, saya sendiri tidak tahu apakah akan masuk nominasi (apalagi menang) atau tidak di tahun ini. Que sera sera.

Yang jelas, andai ternyata menang, saya tidak keberatan kalau harus berangkat pulang-pergi naik kereta api sendirian dari Yogyakarta ke Jakarta. Kalau tak masuk, saya tinggal duduk manis di rumah, pilih nama kandidat yang ada. 

Apapun hasilnya, tetap menulis seperti biasa. Bagi saya pribadi, bisa bebas menulis di Kompasiana saja sudah sangat menyenangkan.

Hadiah atau penghargaan itu bonus. Dapat ya syukur, tidak dapat ya selamat buat pemenang.

Selebihnya, kita hanya perlu menunggu sampai akhir pekan nanti, sambil bersiap mendengarkan lagu "Pilihlah Aku"-nya Krisdayanti yang akan dibawakan dalam versi para nominee, khususnya selama masa voting nanti.