Satu hal lagi yang membuat capaian ini terasa tidak biasa adalah, saya meraihnya tanpa pernah ikut kopi darat langsung dengan komunitas manapun di Kompasiana.
Uniknya, saya baru bisa ikut event kopi darat langsung pada tahun 2019, saat kebetulan sedang bekerja di Jakarta, dan mulai bergabung dalam komunitas di Kompasiana pada awal 2021, sekembalinya dari Jakarta.
Pada periode ini, meski sudah ikut berkomunitas, intensitas menulis saya cukup jauh menurun karena fokus di pekerjaan, dan baru sedikit meningkat lagi di dua tahun berikutnya. Itupun belum sepenuhnya stabil, karena kadang diinterupsi sakit atau ada pekerjaan mendesak.
Karena itulah, saya belakangan merasa bersyukur, karena sempat mengabadikan capaian unik di Kompasianival 2018 dalam gambar tangkapan layar di atas. Memang, ini hanya satu capaian receh, khususnya jika dibanding capaian para pemenang utama Kompasiana Awards.
Tapi, ini jadi satu memori kecil yang unik buat saya, karena datang dari seorang yang belum kenal komunitas di Kompasiana, dan di saat artikel politik konsisten mendapat atensi paling banyak.
Sebuah paradoks yang cukup ekstrem, tapi tetap menjadi sebuah bonus paling "memorable", apalagi mengingat saya sendiri bukan tipikal Kompasianer yang suka "blogwalking" sampai ke liang semut.
Dalam kasus ini, saya mengakui, benar kata orang, tulisan akan menemukan nasibnya sendiri, dan dengan caranya sendiri. Pada gilirannya, itu akan jadi satu hadiah paling berharga yang bisa didapat si penulis.
