Bicara soal Timnas Korea Selatan, terutama sejak era pergantian milenium, tentu tak lepas dari kehadiran bintang kelas dunia dari generasi ke generasi.
Mulai dari era Park Ji Sung yang pernah bermain di PSV Eindhoven dan Manchester United di era 2000-an, Ki Sung Yueng yang pada dekade lalu pernah bermain di Glasgow Celtic, Swansea City dan Newcastle United, sampai Son Heung-Min yang kini menjadi kapten Tottenham Hotspur.
Selain ketiganya, ada juga Hwang Hee Chan yang konsisten jadi andalan Wolverhampton Wanderers, dan Lee Kang In, pendatang baru PSG yang baru saja meraih medali emas Asian Games 2022.
Kelima pemain yang saya sebutkan tadi bisa dibilang punya karier yang cukup awet di Eropa. Son Heung-Min, Hwang Hee Chan dan Lee Kang In bahkan masih berpeluang eksis lebih lama di Eropa.
Selain karena mentalitas tangguh dan performa konsisten, ada satu faktor kunci yang membuat mereka bisa begitu awet di kompetisi level atas, yakni previlese karena mereka bebas dari wajib militer.
Seperti diketahui, wajib militer sendiri berlaku di Negeri Ginseng, untuk setiap pria berusia maksimal tahun dan bertubuh sehat, dengan total durasi selama 21 bulan.
Tapi, bagi atlet yang berprestasi tinggi di level internasional, mereka hanya perlu menjalani pelatihan dasar selama 21 hari.
Dengan catatan, mereka minimal mampu meraih medali perunggu, menjadi semifinalis di turnamen level dunia seperti Piala Dunia atau Olimpiade, atau menjadi juara (termasuk meraih medali emas) di tingkat benua.
Boleh dibilang, mampu mencetak prestasi tinggi di level internasional bobotnya setara dengan menjalankan wajib militer secara penuh di Korea Selatan.
Pada kasus generasi Park Ji Sung, pemerintah Korea Selatan memberikan "hadiah" bebas wajib militer, berkat capaian menjadi semifinalis Piala Dunia 2002 di rumah sendiri, terlepas dari aneka kontroversi yang terjadi di lapangan hijau.