Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beda Gaya Dua Raksasa Asia

29 September 2023   04:18 Diperbarui: 29 September 2023   04:37 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Asian Games 2022 sendiri, Ksatria Taeguk Muda masih bertarung di babak perempat final, dan akan menghadapi tuan rumah Tiongkok, 1 Oktober 2023 mendatang. Kepastian ini didapat, setelah Lee Kang In dkk mengalahkan Kirgistan 5-1 di perdelapan final.

Sementara itu, berbeda dengan Korea Selatan yang masih membawa bintang dari tim liga top Eropa, Jepang justru hanya menyertakan dua pemain "abroad" yakni Kein Sato (Werder Bremen II, tim kasta kelima Liga Jerman) dan Daiki Matsuoka (Gremio Novozontino, tim kasta kedua Liga Brasil).

Jepang, masih melaju lancar di Asian Games 2022 (Okezone.com)
Jepang, masih melaju lancar di Asian Games 2022 (Okezone.com)
Sisanya berasal dari Liga Jepang (4 pemain dari klub kasta kedua, dan 6 pemain dari klub kasta tertinggi) dan tim Liga Universitas Jepang (10 pemain).

Mungkin, ini terkesan meremehkan, tapi beginilah cara Timnas Jepang mengatur prioritas pada event internasional FIFA dan non-FIFA. Jadi, ada kesempatan untuk pemain muda lokal untuk tampil di tim nasional.

Di sisi lain, ini juga menunjukkan, seberapa tinggi pengakuan JFA (PSSI-nya Jepang) pada kualitas Liga Universitas di sana. Kebetulan, dari kompetisi ini juga, muncul seorang Kaoru Mitoma yang sedang bersinar di Brighton dan menjadi salah satu bintang Liga Inggris.

Meski bukan menampilkan tim utama, Tim Samurai Muda ternyata tetap tak bisa dianggap remeh. Di Asian Games 2022, Kein Sato dkk menjadi juara grup, setelah mengalahkan Palestina 1-0 dan Qatar 3-1.

Petualangan mereka juga masih akan berlanjut di perempatfinal, setelah  menggilas Myanmar 7-0 di perdelapan final. Di perempatfinal, negara kepulauan ini akan menghadapi Korea Utara.

Meski tidak sampai memberikan iming-iming bebas wajib militer seperti Korea Selatan, karena memang tak ada wajib militer di Jepang, baik Korea Selatan maupun Jepang telah menghadirkan satu contoh bagus untuk ditiru.

Dimana, mereka menetapkan skala prioritas secara terukur, dan berani menaruh kepercayaan pada pemain dari kompetisi domestik. Bukan semata karena sentimen "lokal pride" atau semacamnya, tapi karena mereka percaya penuh pada kualitas kompetisi domestik.

Kalau kualitas liganya bagus, tak perlu bingung saat pemain-pemain "abroad" tak bisa dipanggil, karena mereka punya pemain yang tak kalah bagus. Malah, ini bisa jadi kesempatan unjuk gigi.

Mungkin, inilah alasan kenapa Jepang dan Korea Selatan masih betah di level atas Asia, dan konsisten menjadi wajah Asia di Piala Dunia. Mereka tahu mana yang penting dan kurang penting, sehingga bisa berpikir logis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun