Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia, Asian Games, dan Sebuah Repetisi

22 September 2023   22:59 Diperbarui: 22 September 2023   23:02 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, cabang olahraga sepak bola biasa menjadi pusat perhatian. Dengan animo suporter yang selalu tinggi, selalu saja ada prediksi rasa ekspektasi.

Apapun ajangnya, termasuk di kelompok umur sekalipun, Timnas Indonesia selalu memikul harapan besar untuk berprestasi. Makanya, bukan kejutan kalau suasana ini kembali hadir, saat Timnas Indonesia bertanding di Asian Games 2022.

Memang, pada awalnya, tim asuhan Indra Sjafri ini memulai dengan lancar, berkat kemenangan 2-0 atas Kirgistan. Optimisme pun meninggi, karena kemenangan ini diraih di ajang tingkat benua.

Tapi, segera setelah melambung, Garuda Muda langsung diajak menginjak tanah, setelah tumbang 0-1 dari Taiwan di pertandingan kedua. Hasil ini terasa menyesakkan, karena dalam Kualifikasi Piala Asia U-23 belum lama ini, Indonesia menang 9-0.

Rasa sesak yang ada juga semakin perih, karena kekalahan ini datang, justru saat mereka unggul secara permainan. Apa boleh buat, tekanan untuk menang dari Korea Utara di partai terakhir pun menguat. Padahal, inilah lawan terkuat di grup, setidaknya secara kasat mata.

Untuk ukuran kompetisi seperti Asian Games, terlepas dari kekuatan tim yang tidak penuh karena tanpa pemain abroad, situasi Tim Garuda di Tiongkok bisa dibilang cukup mengkhawatirkan.

Mereka seperti bingung saat bertanding di turnamen tingkat Asia, dan tidak punya perencanaan terukur. Tim ini datang ke Asian Games dengan membawa harapan tinggi, tapi justru terbebani olehnya.

Akibatnya, Ramai Rumakiek dkk masih harus berjibaku saat seharusnya sudah bisa eksperimen taktik sambil mengistirahatkan pemain kunci di partai terakhir fase grup.

Dengan kondisi seperti ini, menaruh harapan tinggi jelas akan jadi bumerang. Apalagi, kalau tim sampai masuk kotak. Malunya akan terasa sekali, karena tersingkir di fase grup saat seharusnya bisa lolos lebih awal.

Jelas, masih kekurangan mendasar yang perlu segera dibenahi, mulai dari kedalaman kualitas skuad sampai sinkronisasi sistem permainan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun