Dalam sepak bola, ada banyak cerita tentang periode kedua seorang pemain di sebuah klub. Jika periode pertamanya berakhir dengan sukses besar, harapan besar sudah pasti ada.
Maklum, baik klub maupun pemain sama-sama sudah saling kenal. Kalaupun ada fase adaptasi, seharusnya itu tidak terlalu sulit, seperti orang yang pulang ke rumah setelah lama pergi jauh.
Masalahnya, tidak semua cerita di periode kedua bisa berakhir semanis cerita Diego Maradona di Boca Juniors, Gerard Pique di Barcelona, atau Zlatan Ibrahimovic di AC Milan. Ada banyak cerita "balikan sama mantan" yang berakhir muram.
Ada Kaka dan AC Milan di Italia, Diego Costa dan Atletico Madrid di Spanyol, juga Cristiano Ronaldo dan Manchester United di Inggris. Semuanya menikmati periode pertama sebagai bintang utama dengan aneka prestasi, tapi redup di periode keduanya, entah karena performa menurun atau masalah lain.
Belakangan, daftar suram itu kembali bertambah, dengan Paul Pogba dan Juventus sebagai lakon. Seperti diketahui, pada periode pertamanya di Turin (2012-2016) Pogba muncul sebagai seorang pemain bintang.
Terbukti, berbagai prestasi mampu diraih di Turin, termasuk gelar Scudetto beruntun dalam satu periode dominan Juve di Liga Italia. Kesuksesan gelandang Prancis itu makin lengkap, karena ia datang secara gratis, tapi pergi sebagai pemain termahal dunia.
Benar-benar sebuah cerita sukses yang akan membuat Juventini manapun akan punya (minimal sedikit) optimisme saat Si Gurita memutuskan pulang ke Allianz Arena sebagai seorang juara Piala Dunia 2018.
Keyakinan itu juga terlihat dari keputusan manajemen Juventus yang memberi kontrak berdurasi empat tahun. Dengan kata lain, Pogba diharapkan dapat menjadi satu figur penting dalam proyek olahraga klub.
Tapi, harapan tinggal harapan, karena pemain berdarah Guinea itu ternyata pulang dalam keadaan sudah "habis". Akibat rentetan cedera otot kambuhan, dirinya hanya mampu tampil selama total 161 menit sepanjang musim 2022-2023.
Musim 2022-2023 juga menjadi semakin suram, karena masalah pribadi di luar lapangan melengkapi absensi di Piala Dunia 2022.