Karena itulah, eks pemain AS Monaco itu bisa dengan leluasa melakukan "prank" kepada klub, dan memanfaatkan kebintangannya. Dengan status sebagai juara Piala Dunia 2018, popularitas global dan masa edar di level puncak yang masih panjang, posisi tawar itu masih kuat.
Kalau fenomena ini jadi satu tren di masa depan, ini akan merusak sepak bola lebih jauh, setelah sebelumnya sudah dirusak oleh kekuatan finansial tim kaya.
Jika Mbappe akhirnya pergi secara gratis tahun depan, mungkin ini akan jadi karma buat klub milik Nasser Al Khelaifi, karena mereka telah membuat standar harga di pasar transfer pemain menjadi kacau.
Tepatnya, sejak PSG memecahkan rekor transfer pemain termahal dunia atas nama Neymar seharga 222 juta euro tahun 2017, tapi dijual rugi seharga 90 juta euro ke Al Hilal tahun 2023, setelah kiprah yang diwarnai aneka masalah cedera kambuhan dan kegaduhan di luar lapangan.
Mungkin, saga transfer PSG-Mbappe ini akan jadi pelajaran sangat mahal lainnya buat kubu Parc Des Princes, dan masih akan berlanjut jika mereka masih tidak belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H