Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saga Transfer Mo Salah yang "Ngeri-ngeri Sedap"

6 September 2023   13:23 Diperbarui: 6 September 2023   13:28 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bursa transfer musim panas 2023 memang telah tutup buku di Eropa, tapi masih ada satu saga transfer yang masih tersisa, yakni potensi transfer Mohamed Salah ke Al Ittihad. Klub juara bertahan Saudi Pro League itu telah beberapa kali melempar tawaran transfer ke Liverpool, selaku klub pemilik Salah.

Meski beberapa kali ditolak, klub berkostum khas kuning-hitam itu tetap "maju terus pantang mundur". Jelang ditutupnya bursa transfer di Arab Saudi, mereka disebut siap menggelontorkan dana 215 juta pounds dan gaji 2,45 juta pounds per pekan, untuk memboyong eks pemain AS Roma itu ke Timur Tengah.

Jika Liverpool akhirnya luluh dengan tawaran bombastis ini, Salah akan menjadi rekor transfer pemain termahal dunia. Untuk ukuran seorang pemain berusia 31 tahun dengan sisa kontrak 2 tahun, harga transfer 215 juta adalah rejeki nomplok.

Kengototan Al Ittihad dalam mendekati pemain kidal ini sekilas terlihat absurd, karena mereka tetap kukuh mengajukan tawaran mewah meski terus ditolak. Tapi, ada dua pertimbangan logis yang membuatnya bisa dimengerti.

Pertama, sudah pasti karena pertimbangan teknis. Selain karena ambisi untuk mempertahankan gelar juara liga dan berprestasi di tingkat Asia, mereka juga sedang bersiap tampil di Piala Dunia Antarklub 2023.

Turnamen yang mempertemukan para juara di tingkat benua ini akan berlangsung pada bulan Desember 2023 mendatang di Arab Saudi. Sebagai tim wakil tuan rumah, klub asuhan Nuno Espirito Santo (Portugal) jelas tak ingin hanya numpang lewat.

Maka, keberadaan pemain bintang seperti Salah jelas dibutuhkan, karena kondisinya masih prima dan level performanya relatif konsisten. Diharapkan, ia dapat menahan kekuatan tim yang sudah diperkuat Karim Benzema, N'Golo Kante dan Fabinho.

Diluar pertimbangan teknis, ada pertimbangan bisnis yang juga mengiringi, karena bintang Timnas Mesir itu adalah salah satu pemain paling populer di Jazirah Arab dan dunia di era kekinian. Sebelumnya, sudah ada Sadio Mane (Al Nassr) dan Riyad Mahrez (Al Ahli) yang sudah lebih dulu datang.

Jika bisa didatangkan, potensi masuknya sponsor akan bertambah, begitu juga dengan familiaritas publik pada Liga Saudi.
Kurang lebih seperti efek transfer Cristiano Ronaldo (ke Al Nassr) dan Neymar (Al Hilal).

Tapi, di balik nilai mewahnya, potensi transfer Mo Salah bisa menghadirkan potensi masalah cukup rumit buat Liverpool, karena bursa transfer berikutnya baru akan dibuka pada bulan Januari.
 
Bisa dibilang, saga transfer Mohamed Salah ke Al Ittihad ini cukup "ngeri-ngeri sedap" karena meski Liverpool bisa mendapat uang yang cukup untuk menawar pemain sekelas Kylian Mbappe atau membeli 3-4 pemain baru sekaligus, ada kekosongan sementara yang akan hadir di sayap kanan, setidaknya selama 3 bulan ke depan.

Mungkin, ini akan memengaruhi kekuatan tim, sampai bursa transfer musim dingin, karena selain produktif dalam mencetak gol, eks pemain Fiorentina ini sangat jarang cedera dan punya catatan disipliner bagus.

Disinilah keteguhan The Reds akan diuji. Kalau mampu mempertahankan Salah, mungkin ini akan jadi musim terakhir eks pemain Chelsea di Anfield, karena tahun depan kontraknya tinggal bersisa setahun.

Dengan situasi kontrak seperti itu, satu saja
tawaran bagus dari Arab Saudi bisa membuat situasi sama sekali berbeda tahun depan. Situasinya kurang lebih sama dengan Sadio Mane saat dilepas ke Bayern yang musim panas 2022.

Kalau Salah akhirnya pergi ke Arab Saudi, entah tahun ini atau tahun depan, mungkin akan jadi sebuah ironi, karena  siklus di tim asuhan Juergen Klopp akhirnya harus mengorbankan satu sosok ikonik, yang jadi bagian integral revolusi dan transformasi tim dalam beberapa tahun terakhir.

Mungkin benar kata orang, cepat atau lambat, revolusi memakan anaknya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun