Hasilnya, tim tuan rumah Piala Dunia 2022 itu mampu meraih trofi Piala Asia 2019, dengan Almoez Ali (lulusan Aspire Academy) sebagai top skor lewat 9 golnya. Pada Piala Dunia 2022, 18 dari 26 pemain Timnas Qatar diketahui berasal dari lulusan Aspire Academy.
Selain atlet sepak bola, Aspire Academy juga mencetak atlet nasional Qatar dari cabang olahraga lain, misalnya Moaaz Ibrahim (Atletik), Mohammed Abdulwahab (Tenis), dan Abdulla Al Tamimi (Squash).
Boleh dibilang, kisah sukses Aspire Academy telah menjadi satu inspirasi buat Arab Saudi. Bedanya, Mahd Sports Academy langsung menggandeng UEFA, dan France National Institute of Sport, Expertise and Performance (INSEP) sebagai mitra kerjasama
Selain itu, pelatih kenamaan Jose Mourinho (Portugal) ditunjuk sebagai anggota dewan direksi, dengan masa kontrak hingga tahun 2026. Selain Mou, ada juga Ioan Lupescu (eks pemain Timnas Rumania) yang berlatar belakang "orang sepak bola".
Di luar keduanya, ada Putri Reema binti Bandar (Dubes Arab Saudi untuk Amerika), Abdulaziz Ahmad Baeshen (Wakil Menpora Arab Saudi), dan Dr. Maha binti Ahmed Al-Juffali (Presiden Federasi Paralimpik Arab Saudi).
Dewan direksi ini diketuai oleh Pangeran Abdulaziz bin Turki Al-Faisal (Menpora Arab Saudi), dengan persetujuan Pangeran Mohammed bin Salman (Perdana Menteri dan Putra Mahkota kerajaan Arab Saudi pada Senin (31/7) lalu.
Nantinya, Dewan direksi Mahd Sports Academy bertugas selama satu periode, dengan durasi tiga tahun per periode.
Dengan komposisi anggota dewan direksi dan mitra yang sudah ada, kita bisa melihat satu perpaduan antara orang pemerintahan dan profesional di bidangnya. Perpaduan ini semakin lengkap, karena melibatkan INSEP, yang merupakan institut "sport science".
Jadi, selain merupakan kepanjangan tangan pemerintah Arab Saudi dalam membangun olahraga di sana, ada kesinambungan sistem yang coba dibangun, mengingat sifat "sport science" yang terus mengalami pembaruan.
Dengan demikian, ada satu proyek jangka panjang yang memang serius dicanangkan pemerintah Arab Saudi untuk "memasyarakatkan olahraga" dan "mengolahragakan masyarakat" di sana (meminjam satu jargon terkenal Indonesia di era Orde Baru).
Arah rencana ini menjadi logis untuk disebut sebagai satu upaya diversifikasi ekonomi, karena potensi nilai perputaran uang di industri olahraga yang begitu besar dan berkelanjutan. Tidak seperti minyak bumi yang suatu saat bisa habis.