Sudah banyak pemain yang diberitakan secara berlebihan, hanya karena satu-dua momen viral, tapi tenggelam dalam waktu singkat. Easy come, easy go, seperti selebriti viral di medsos.
Memang, sorotan berlebih media bisa menjadi satu tempat ujian mental buat para pemain, tapi ketika porsinya sudah tak wajar dan tidak pada tempatnya, itu perlu dikoreksi.
Bukan berarti para pemain tidak boleh dipuji. Mereka memang berhak dipuji jika tampil bagus, dan dikritik jika tidak tampil maksimal. Tapi, jangan sampai itu meracuni pikiran publik sepak bola nasional dan para pemain.
Masih banyak hal yang perlu diperbaiki, Peringkat 150 besar FIFA sudah cukup untuk menjelaskan, karena itu sudah membuat Tim Garuda harus menjalani kualifikasi sejak tahap awal, baik di Pra Piala Asia maupun Pra Piala Dunia.
Jika peringkat FIFA Timnas Indonesia bisa terus diperbaiki, itu akan sangat membantu di masa depan. Karenanya, PSSI perlu memanfaatkan sebaik mungkin jeda internasional FIFA, dengan menghadirkan lawan berperingkat setara atau sedikit lebih tinggi, supaya kenaikan peringkatnya bisa konsisten.
Untuk saat ini, rencana Erick Thohir menghadirkan satu tim kelas dunia dalam setahun memang sudah tepat, tapi sebaiknya rencana itu benar-benar dijalankan secara konsisten, supaya peringkat FIFA Indonesia bisa lebih baik di masa depan.
Jangan sampai, Timnas Indonesia didikte ego sesaat untuk mengundang banyak tim kelas dunia, tapi posisinya terus merosot di peringkat FIFA, akibat terlalu sering kalah dan kehilangan poin.
Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H