Lini tengah adalah "koentji".
Mungkin inilah satu catatan yang tersirat di kepala Juergen Klopp dan manajemen Liverpool, setelah musim 2022-2023 yang serba naik-turun. Kemenangan atas tim papan atas bahkan bisa beriringan dengan kekalahan atas tim papan bawah.
Meski lini depan masih rajin mencetak gol dan lini belakang masih mampu mencatat clean sheet, keduanya kurang terhubung dengan lini tengah, yang rata-rata diisi pemain bertipe petarung.
Sebenarnya, Si Merah masih punya Naby Keita, Alex Oxlade-Chamberlain dan Thiago Alcantara yang bertipikal gelandang kreatif. Arthur Melo juga sempat didatangkan sebagai pemain pinjaman dari Juventus.
Sayang, keempatnya cukup banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan akibat mengalami rentetan cedera kambuhan.
Apa boleh buat, lini tengah The Reds benar-benar jadi kartu mati musim lalu, dan baru hidup di pekan-pekan akhir liga. Itupun terjadi saat Trent Alexander-Arnold yang aslinya seorang bek kanan digeser menjadi playmaker dadakan.
Ketika musim berakhir dengan kegagalan lolos ke Liga Champions, wacana soal "overhaul " sektor dapur serangan pun mengemuka. Kebetulan, Naby Keita, Alex Oxlade-Chamberlain, dan James Milner sudah berada di akhir kontrak, sementara Arthur Melo pulang ke Juventus tanpa pernah bermain penuh.
Wacana ini menghadirkan banyak rumor soal sosok pemain incaran. Tapi, ketika transfer Alexis MacAllister akhirnya diresmikan, Kamis (8/6) kita bisa melihat, bagaimana gambaran umum soal rencana transfer musim panas Liverpool.
Yang paling kelihatan, mereka masih rasional soal harga dan prioritas kebutuhan tim. Terbukti, harga transfer pemain keturunan Argentina-Irlandia ini berada di angka 35 juta pounds.
Harga ini cukup terjangkau untuk ukuran seorang juara Piala Dunia, yang sudah cukup teruji di Liga Inggris dan relatif bebas masalah cedera. Bonusnya, pemain asal Argentina ini masih berusia 24 tahun, sehingga cocok untuk rencana jangka panjang tim.