Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Maaf Jose, Ini Sevilla!

1 Juni 2023   06:56 Diperbarui: 1 Juni 2023   11:15 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Mourinho, melepas medali perak seusai kalah di final Liga Europa musim 2022-2023 (Sports Illustrated)

Setelah skor imbang 1-1, Roma memang mampu membuat serangan Sevilla buntu, tapi di babak tos-tosan, rasa grogi itu tak bisa disembunyikan lagi. 

Pada saat bersamaan, giliran Los Nervionenses menunjukkan aura mereka sebagai "raja" Liga Europa, yang ternyata lebih kuat dari reputasi mentereng Jose Mourinho di final Eropa.

Kegagalan eksekusi penalti Roger Ibanez dan Gianluca Mancini, ditambah kepiawaian kiper Yassine Bounou (Maroko) dalam membaca arah bola, benar-benar jadi mimpi buruk buat Roma dan Mou. Mimpi buruk itu semakin sempurna, karena semua eksekutor Sevilla  sukses mencetak gol.

Skor 4-1 di babak adu penalti memastikan Ivan Rakitic dkk meraih gelar ketujuh Liga Europa, sekaligus kekalahan pertama Jose Mourinho di final Eropa. Sebuah malam yang berat di Budapest buat sang wakil Italia, yang sekaligus menunjukkan sisi kejam partai final.

Jose Mourinho, melepas medali perak seusai kalah di final Liga Europa musim 2022-2023 (Sports Illustrated)
Jose Mourinho, melepas medali perak seusai kalah di final Liga Europa musim 2022-2023 (Sports Illustrated)

Secara permainan, Rui Patricio dkk memang bermain sesuai skenario taktik sang pelatih, karena tak ada pemain lawan yang mampu mencetak gol, tapi satu kesalahan dari tim sendiri membuat mental mereka ambruk.

Sehebat apapun reputasi Jose Mourinho dalam memotivasi pemain, ternyata itu tak cukup untuk membangkitkan semangat tim yang sudah kena mental. Apa boleh buat, Roma harus bersiap kembali tampil di Liga Europa.

Sebelumnya, rival sekota Lazio ini sempat bersaing di perebutan posisi empat besar Liga Italia, tapi penurunan performa di saat akhir membuat mereka harus bertaruh di final Liga Europa, demi lolos ke Liga Champions. Sebuah taruhan yang  gagal.

Sebaliknya, kemenangan ketujuh ini jadi satu capaian spesial buat Sevilla, karena musim ini hanya finis di posisi 11 La Liga, dalam sebuah musim yang serba naik-turun.

Mungkin, rival sekota Real Betis ini tak punya skenario sedetil Roma, tapi mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk menang. Inilah satu perbedaan yang terbukti menentukan di Puskas Arena.

Di sini, Sevilla sekali lagi menunjukkan, final adalah sebuah pertarungan mental. Sekuat apapun lawan, sekali kena mental, semakin mudah ditaklukkan di saat penentuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun