Momen bersejarah akhirnya hadir, ketika Ghana menjadi juara di edisi 2009, setelah mengalahkan Brasil di final. Untuk pertama kalinya dalam sejarah turnamen, tim juara tidak berasal dari Eropa atau Amerika Selatan.
Turnamen di Mesir ini juga mengorbitkan pemain macam Andre Ayew dan Dominic Adiyiah (Ghana) dan Brian Oviedo (Kosta Rika). Mereka turut ambil bagian, saat Timnas senior masing-masing mencapai perempat final Piala Dunia 2010 dan 2014.
Dengan rekam jejak babak akhir yang cukup dinamis, Piala Dunia U-20 menjadi satu turnamen yang cukup unik, karena terbukti menghadirkan tim-tim yang bukan unggulan
Dari Afrika, bukan hanya Nigeria, Senegal atau Ghana yang bisa melaju jauh. Ada Mali yang dua kali menembus semifinal. Ada juga negara-negara seperti Guinea, Ethiopia, Gambia, Burundi dan Zambia yang pernah tampil di putaran final.
Gambia bahkan mampu membuat kejutan dengan lolos ke babak perdelapan final, usai mengalahkan Prancis 2-1 di fase grup Piala Dunia U-20 edisi 2023.
Dari Asia, tidak hanya wakil Timur Tengah dan Asia Timur saja yang pernah tampil. Dari Asia Tenggara, ada Indonesia yang tampil di edisi 1979. Pada era modern, Asia Tenggara menghadirkan Myanmar yang pernah tampil di putaran final edisi 2015 dan Vietnam (2017).
Dari Asia Tengah, Uzbekistan tampil di Piala Dunia U-20 edisi 2023 sebagai juara Asia. Negara pecahan Uni Soviet ini juga sempat menjadi perempatfinalis edisi 2013 dan 2015. Dari tim edisi 2015 ini, muncul nama Eldor Shomurodov, yang saat ini dikontrak AS Roma (dipinjamkan ke Spezia) dan sempat membela Genoa di Liga Italia.Â
Dari zona Oseania, Selandia Baru juga bukan tim yang tanpa lawan di kelompok umur. Ada Tahiti, Vanuatu dan Fiji yang sudah tampil di putaran final.
Tak ketinggalan, zona CONCACAF yang di level senior biasa diwakili Amerika Serikat, Meksiko, Honduras atau Kosta Rika kadang mengirim wakil kejutan. Pada edisi 2023 saja, ada Guatemala dan Republik Dominika yang lolos ke putaran final.
Dengan dinamika kompetisi yang dihadirkan, boleh dibilang Piala Dunia U-20 adalah satu potret cukup meratanya potensi talenta mentah pesepakbola muda di seluruh dunia.
Sisi dinamis ini makin sempurna, karena kebanyakan negara kuat hanya menganggap turnamen ini sebagai satu bagian dari proses pembinaan pemain. Prestasi di sini hanya bonus, karena yang paling penting ada di tujuan akhirnya: Timnas senior.