Lalu, apakah dominasi Erling Haaland dkk adalah sebuah fenomena baru di Inggris?
Sebenarnya tidak juga.
Di era modern Liga Inggris, City hanya mengulang pola dominasi yang sudah pernah ada, yakni saat Sir Alex Ferguson berkuasa di Manchester United.
Pada masanya, United bahkan masih lebih awet mendominasi liga, khususnya di dekade 1990-an dan 2000-an. Sejak dimulainya era Liga Premier di musim 1992-1993, Setan Merah pernah meraih 5 gelar dalam 7 musim perdana liga.
Di dekade berikutnya, 6 gelar Liga Inggris dalam rentang 10 tahun juga berhasil diraih. Sebuah dominasi yang sangat terlihat, dan baru pupus setelah Fergie pensiun tahun 2013.
Dominasi United ketika itu juga dimuluskan oleh faktor yang mirip: lawan yang inkonsisten atau sedang mengalami transisi. Tapi, tidak ada cap "membuat liga jadi liga petani" seperti yang didapat City.
Standar ganda?
Entahlah.
Tapi, dari progres Manchester City belakangan ini, ada satu benang merah yang justru terlihat diantara duo Manchester.
City coba meniru pola era sukses United, karena berada di posisi serupa. United mampu mendominasi liga, dan membangun kebiasaan juara di dalam negeri. Pengalaman ini lalu menjadi modal untuk bersaing di level Eropa.
Hasilnya, sepasang trofi Si Kuping Besar berhasil diraih, dan memahkotai dua era dominasi tersebut. Kalau City berhasil meraih Treble Winner, saya rasa ini adalah titik puncak pertama, sama seperti yang diraih MU tahun 1999.