Perhelatan SEA Games 2023 di Kamboja menghadirkan beragam warna. Mulai dari prestasi sampai kontroversi, semua menyatu seperti seporsi gado-gado, lengkap dengan kerupuknya.
Tentu saja, ada perpaduan menarik antara kebanggaan dan kejengkelan di sini, tapi beragam sorotan yang ada telah menghasilkan satu realita miris.
Soal pesta olahraga Asia Tenggara ini, yakni "pelegalan" tindakan kurang sportif, yang dalam edisi 2023 dilengkapi dengan persiapan kurang maksimal.
Soal tindakan kurang sportif yang terjadi, Kamboja memang banyak disorot, karena melakukan naturalisasi atlet di berbagai cabor, mulai dari, basket, atletik sampai judo.
Ditambah lagi, ada previlese tuan rumah untuk membuat aturan khusus yang menguntungkan. Misalnya dengan mempertandingkan cabor lokal suatu negara atau cabor yang kurang dikenal luas, bahkan di tingkat Asia Tenggara.
Hasilnya memang langsung terlihat, dengan puluhan medali emas mampu diraih negara berbahasa Khmer itu. Kedengarannya kurang baik, tapi mereka tak bisa sepenuhnya disalahkan, karena hanya melanjutkan kebiasaan yang sudah ada.
Di hampir setiap edisi, khususnya dalam dua dekade terakhir, tuan rumah benar-benar digdaya, karena mampu menyapu bersih banyak medali, di cabor yang memang mereka kuasai.
Soal suntikan atlet naturalisasi, sebenarnya ini sudah jadi fenomena umum di banyak negara. Umumnya, mereka dinaturalisasi setelah memenuhi syarat, baik dari garis keturunan atau durasi tinggal di satu negara.
Masalahnya, Kamboja melakukan itu secara massal dan tak dijelaskan secara lanjut. Jelas, ada keheranan di sini, apalagi kebanyakan lawan baru mengetahui jelang event dimulai.
Berhubung cara ini terbukti sukses, bukan kejutan kalau negara lain juga akan meniru, apalagi kalau jumlah pemain naturalisasi masih tak dibatasi.