Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Melihat Rencana PSSI untuk Alumni Timnas U-20

21 April 2023   12:43 Diperbarui: 24 April 2023   00:16 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusul dibubarkannya Timnas Indonesia U-20 pascapembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia, PSSI melalui Erick Thohir, sang Ketum, menggulirkan wacana untuk "menitipkan" alumni Timnas U-20 ke Bhayangkara FC. Tujuannya agar para pemain bisa mendapat pengalaman bertanding secara rutin dan membangun kekompakan.

Sebenarnya, program serupa sudah pernah dijalankan PSSI tahun 2005, saat "menitipkan" Timnas U-20 ke Persiba Bantul. Bedanya, saat itu Atep dkk bermain di Divisi Satu, atau setara Liga 2.

Jadi, ada sedikit revisi pada kebijakan PSSI kali ini, karena yang digandeng adalah klub kasta tertinggi. Bonusnya, ada kesempatan bagi para pemain, jika ada yang ingin meniti karier sebagai polisi.

Kebetulan, Bhayangkara FC saat ini juga punya beberapa pemain yang juga berstatus anggota Polri, misalnya Hargianto, Putu Gede Juni Antara, dan Awan Setho Raharjo.

Tapi, wacana ini kemungkinan butuh biaya ekstra untuk diwujudkan, karena para pemain Timnas U-20 saat ini rata-rata sudah dikontrak klub Liga Indonesia, misalnya Hokky Caraka (PSS Sleman), Muhammad Ferrari (Persija Jakarta) dan Hugo Samir (Persis Solo). Ada juga yang sudah dikontrak klub luar negeri, yakni Marselino Ferdinan (KMSK Deinze, Belgia) dan Ronaldo Kwateh (Bodrumspor, Turki).

Kalau memang ada rencana untuk dijadikan satu tim, hanya ada dua pilihan yang saat ini paling masuk akal. Pertama, merekrut mereka lewat transfer pemain, dan kedua, memberi kesempatan bergabung bagi para alumni Timnas U-20, yang memang ingin jadi anggota Polri.

Momen kebersamaan Timnas U-20, Ketum PSSI dan Presiden Jokowi sebelum Timnas U-20 resmi dibubarkan (Tribunnews.com)
Momen kebersamaan Timnas U-20, Ketum PSSI dan Presiden Jokowi sebelum Timnas U-20 resmi dibubarkan (Tribunnews.com)

Di level Asia Tenggara, kebijakan mirip juga pernah (dan sedang) diterapkan di beberapa negara. Pada dekade lalu, Malaysia pernah membentuk Tim Harimau Muda A, B dan C, yang sempat dititipkan di Liga Malaysia, Liga Singapura dan sempat dikirim ke kamp pelatihan di Slovakia.

Program besutan FAM (PSSI-nya Malaysia) ini memang mampu membangun kerangka tim yang meraih medali emas SEA Games 2011, tapi akhirnya dibubarkan pada tahun 2015, karena dinilai tidak efektif dalam jangka panjang.

Pada era terkini, ada Young Lions FC (tim bentukan FAS, PSSI-nya Singapura, dibentuk tahun 2003) yang bermain di Singapore Premier League, kompetisi kasta tertinggi di Singapura, sejak 2018. Sebelumnya, FAS juga sempat menitipkan tim Lions XII di Liga Malaysia, sampai tim ini bubar tahun 2015.

Tim yang kebanyakan diisi pemain Timnas U-23 Singapura ini terintegrasi dengan National Football Academy (NFA, mirip Diklat Salatiga di sepak bola nasional zaman dulu) dan hanya merekrut pemain asing yang ingin dinaturalisasi atau punya kesempatan membela Timnas Singapura di masa depan.

Di Filipina, PFF (PSSI-nya Filipina) merintis Azkals Development Team pada tahun 2019, sebagai langkah persiapan jelang SEA Games 2019. Tim yang awalnya hanya bermain di Copa Paulino Alcantara 2019 ini rutin bermain di Philippines Football League (PFL) sejak 2020.

Pendekatan mirip tapi berbeda diterapkan LFF (PSSI-nya Laos) yang mengumpulkan mayoritas pemain Timnas senior Laos di Young Elephant FC, tim kompetisi kasta tertinggi Liga Laos, dengan tim U-23 klub itu berlaga di kompetisi kasta kedua.

Dengan sudah jamaknya strategi "menitipkan" pemain tim nasional di klub (setidaknya di Asia Tenggara) dan rekam jejak di masa lalu, rencana PSSI menitipkan pemain di Bhayangkara FC menjadi satu hal menarik.

Di sini, PSSI tampak mulai berpikir lebih luas, karena tak hanya berpikir soal pentingnya menit bermain, mereka juga mulai berpikir soal kesempatan karier pemain, khususnya yang ingin menjadi abdi negara. 

Maklum, karier sebagai pemain bola masa edarnya relatif lebih pendek, dan tidak semua bisa lanjut ke dunia kepelatihan.  

Tentu saja ini bagus, karena potensi manfaatnya lebih besar, tapi masih bisa lebih optimal jika posisi Bhayangkara FC sebagai sebuah klub sepak bola juga diberdayakan untuk mencari bakat pemain dari seluruh Indonesia.

Selebihnya tinggal bagaimana program ini dimatangkan, supaya bisa bermanfaat lebih luas, kompetitif sebagai tim, dan tak menimbulkan kecemburuan bagi klub lain di liga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun