Meski terbilang jarang meraih trofi, pelatih berjuluk El Loco ini sudah punya reputasi bagus di Amerika Selatan. Namanya bahkan diabadikan sebagai nama stadion klub Newell's Old Boys (klub masa kecil Lionel Messi) sejak 2009.
Selain meraih medali emas Olimpiade 2004 bersama Argentina, eks pelatih Leeds United ini juga mampu membangun kembali Timnas Chile yang sempat tenggelam selepas era Ivan Zamorano-Marcelo Salas selesai.
Di bawah kendalinya, La Roja mampu lolos ke babak perdelapan final Piala Dunia 2010 dan mengorbitkan pemain sekelas Alexis Sanchez dan Arturo Vidal. Meski akhirnya hengkang tahun 2011, tim yang sudah dibangun Bielsa kelak menjadi kerangka utama tim yang mampu meraih 2 trofi Copa America (2015 dan 2026).
Rekam jejak pelatih nyentrik ini bersama Timnas Chile ini kebetulan juga sinkron dengan materi pemain Timnas Uruguay era kekinian, yang rerata berusia muda dan masih minim pengalaman di tim nasional senior.
Seiring habisnya era Edinson Cavani dan Luis Suarez, mereka memang punya penerus potensial macam Darwin Nunez (Liverpool), Ronald Araujo (Barcelona) dan Federico Valverde (Real Madrid), tapi belum punya pelatih yang mampu memoles mereka, seperti dialami generasi Suarez di era Oscar Tabarez (2006-2021) yang meninggalkan warisan sistem pembinaan pemain muda "Processo" alias Proses.
Secara hasil, sebenarnya sistem "Processo" ini terbilang cukup bagus, karena menjamin regenerasi pemain tetap berjalan. Uruguay sendiri juga dikenal punya filosofi "Garra Charrua" yang pada era Tabarez diperbarui menjadi lebih fleksibel secara taktis,
Tapi, racikan yang formulanya mulai bisa terbaca, ditambah mekarnya tren sepak bola "high pressing", membuat strategi klasik ini terlihat usang, karena pembaruan yang ada cenderung kurang adaptif dengan perkembangan tren yang cukup dinamis.
Karenanya, Bielsa dianggap menjadi satu pilihan ideal buat Uruguay, untuk menambahkan sisi adaptif dan intensitas tinggi dalam sistem yang sudah ada, sambil membangun kerangka tim untuk jangka panjang.
Terlepas dari gaya main yang nyentrik dan kadang cenderung sembrono, kehebatan eks pelatih Athletic Bilbao dalam memoles pemain dan membangun sistem permainan tim memang sudah diakui secara luas, bahkan oleh pelatih sekelas Pep Guardiola.
Jadi, alih-alih melihat ini sebagai satu kemunduran, kedatangan Bielsa sebagai pelatih Los Charruas akan lebih tepat dilihat sebagai langkah pembaruan lebih jauh dari Uruguay, yang sebelumnya cukup lama lekat dengan sisi konservatif.
Seperti di Chile dulu, kiprah Bielsa di Uruguay ini mungkin tidak langsung terlihat hasilnya dalam waktu dekat, tapi baru bisa terlihat dalam waktu cukup lama.