Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Chelsea, dari Spekulasi ke Spekulasi

3 April 2023   15:46 Diperbarui: 3 April 2023   15:51 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal kiprah Chelsea musim ini, ada satu kesan spekulatif yang terlihat. Mulai dari belanja pemain dalam jumlah besar sampai bongkar pasang di pos pelatih.

Dengan judul besar transisi dan perubahan, situasi ini menjadi relevan, karena tim dari kota London itu sedang menapak era baru bersama Todd Boehly.

Soal belanja pemain, langkah mereka masih bisa dipahami, karena kebanyakan merekrut pemain muda seperti Mykhailo Mudryk, dan Enzo Fernandez. Ada rencana jangka panjang, yang setidaknya terlihat dari kontrak jangka panjang para pemain tersebut.

Soal biaya transfer yang total mencapai 600 juta pounds di dua bursa transfer, angka sebesar itu juga terlihat masuk akal. Selain karena untuk rencana jangka panjang, ternyata kebanyakan transfer mereka diangsur beberapa kali, tidak dibayar kontan.

Tapi, di sektor pelatih, spekulasi yang dijalankan Si Biru terlihat seperti sebuah kekacauan yang terus berlanjut.

Dimulai dari keputusan memecat Thomas Tuchel dan menggantinya dengan Graham Potter, situasi mulai terlihat kacau. Eks pelatih Brighton ini memang cukup diperhitungkan sebagai salah satu pelatih lokal terbaik di Liga Inggris.

Masalahnya, ia belum cukup mampu untuk menangani tim yang sedang dirombak besar-besaran, dan penuh tekanan. Meski punya ide bermain menyerang, tradisi klub yang justru lebih terbiasa dan sukses dengan gaya pragmatis masih sangat sulit diubah.

Terbukti, The Blues yang sebelumnya masih bersaing di papan atas malah merosot ke papan tengah. Pandangan visioner yang dicanangkan di era Todd Boehly malah jadi bumerang, karena membuat performa tim jadi terlihat medioker.

Untuk beberapa waktu, Potter memang bisa menyelamatkan diri, setelah membawa Chelsea lolos ke babak perempat final Liga Champions, tapi ketika performa di liga masih saja jeblok, kontrak lima tahun di awal kedatangannya praktis hanya berjalan setengah tahun.

Lagi-lagi, manajemen Chelsea harus mengganti pelatih, setelah mendapat tekanan begitu besar. Segera setelah takluk 0-2 dari Aston Villa di Liga Inggris akhir pekan lalu, posisi Potter diganti sementara oleh Bruno Saltor yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih.

Dengan demikian, kursi pelatih Chelsea sudah diisi tiga pelatih berbeda, yang bisa bertambah menjadi empat, jika pelatih definitif datang dalam waktu dekat.

Soal siapa sosok definitif pengganti Potter, nama Julian Nagelsmann memang muncul sebagai kandidat kuat. Pelatih yang belum lama diganti dengan Thomas Tuchel di Bayern Munich itu bahkan disebut sudah didekati manajemen.

Manuver gerak cepat ini bisa dimengerti, karena pelatih asal Jerman itu juga berada di radar Real Madrid, yang sedang ancang-ancang mencopot Carlo Ancelotti, jika gagal meraih trofi di akhir musim.

Dengan profilnya sebagai salah satu pelatih muda potensial di Eropa, nama Nagelsmann memang jadi alternatif menarik.

Pendekatan taktik modern darinya juga bisa sejalan dengan visi jangka panjang klub. Kalibernya jelas berada di atas Potter, yang baru sebatas diakui di Inggris.

Tapi, berangkat dari pengalaman Chelsea bersama Graham Potter, andai mereka benar-benar jadi memboyong Nagelsmann ke Stamford Bridge, langkah ini juga bisa menjadi spekulasi berikutnya.

Apalagi, kalau belum apa-apa klub sudah memagarinya dengan kontrak jangka panjang seperti Potter.

Maklum, di luar masalah performa, era Graham Potter juga meninggalkan catatan gawat di ruang ganti tim. Masalah ini juga menjadi satu kombinasi faktor, yang membuat Nagelsmann dicopot Bayern Munich.

Jadi, sekalipun punya profil menarik, nama Nagelsmann juga menyimpan kekhawatiran tersendiri. Kalau situasinya masih sama, ini hanyalah satu spekulasi berikutnya dari tim London Biru, sekaligus menggambarkan seberapa rumit kekacauan di sana.

Mereka punya visi jangka panjang dan uang banyak, tapi masih belum punya arah yang jelas. Benar-benar beda jauh dengan era Roman Abramovich yang ambisius.

Dengan kerusakan yang terjadi, agak sulit mengharapkan Chelsea bisa finis di papan atas Liga Inggris musim ini. Harapan tersisa tinggal di Liga Champions, itupun tak akan mudah, karena lawan mereka adalah juara bertahan Real Madrid.

Selebihnya, selama pelatih yang datang belum mampu mengontrol situasi ruang ganti tim, dan sejalan dengan manajemen klub, rasanya ini akan jadi awal era kemunduran Chelsea, tepat setelah meraih segalanya di era Roman Abramovich.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun