Apa boleh buat, tim ambisius Prancis ini tampaknya akan bersiap melakukan restrukturisasi gaji besar-besaran. Tidak menutup kemungkinan, kontrak pemain bergaji fantastis seperti Sergio Ramos dan Messi tak diperpanjang, Begitu juga dengan Neymar, yang disebut-sebut akan dijual karena sudah mulai menurun.
Indikasi lain yang sudah terlihat adalah, Milan Skriniar sepakat bergabung secara gratis di musim panas, segera setelah kontrak bek tengah itu di Inter Milan selesai.
Kegagalan PSG di Liga Champions sebenarnya bukan hal baru, karena bisa dibilang rutin terjadi, tapi ancaman sanksi Financial Fair Play yang kali ini membayangi tidak main-main.
Maklum, Â selain berpotensi kena denda, potensi dicoret dari kompetisi antarklub Eropa juga membayangi. Kalau ini sampai terjadi, mungkin akan jadi pukulan telak buat ambisi klub juara di Eropa.
Menariknya, situasi yang dialami PSG ini sekali lagi membuktikan, uang memang bisa mendatangkan pemain top, tapi bukan jaminan mutlak untuk sukses di kompetisi sekaliber Liga Champions.
Di luar gemerlapnya, Liga Champions adalah satu ajang yang unik, karena sering menempa sebuah klub yang ingin juara dengan beragam kesulitan.
Bagi klub yang mampu melalui tempaan kegagalan, ia akan terbentuk menjadi juara. Seperti Chelsea yang akhirnya meraih 2 trofi Liga Champions, setelah belasan tahun gagal, termasuk satu kekalahan di final.
Inilah fase yang sedang dijalani PSG, dengan situasi cukup pelik, sekaligus menentukan. Jika bisa dilalui, rasanya meraih trofi Si Kuping Besar tidak mustahil terjadi dalam waktu dekat. Jika tidak, penurunan sepertinya sudah dekat, karena dominasi nyaris tanpa lawan di dalam negeri telah mendekatkan tim pada titik jenuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H