Satu hal lagi, bangun pagi memang bagus, tapi kalau langsung disambung mandi terlalu pagi (pukul 3-4 pagi atau kurang), itu kurang bagus. Apalagi, kalau di malam sebelumnya tidur larut malam karena ada banyak PR atau belajar.
Air terlalu dingin rawan memicu rematik dan demam, karena tubuh dibuat "kaget" dengan perubahan suhu drastis dalam waktu singkat.
Air hangat? Itu cukup membantu, tapi kurang oke juga dalam jangka panjang, karena membuat tubuh jadi punya ketergantungan. Sekali lepas, tubuh bisa kesulitan saat bertemu suhu rendah seperti udara pagi.
Secara teknis, sekolah terlalu pagi juga kurang efektif, karena dukungan moda transportasi sebelum pukul 5 pagi masih jauh dari ideal.
Opsi jalan kaki memang paling masuk akal, tapi itu bisa jadi kontraproduktif, karena energi yang seharusnya dibutuhkan untuk belajar, sudah terkuras duluan di jalan.
Tidak semua orang punya energi berpikir dan fisik sama bagus. Seharusnya, ini bisa disadari pembuat kebijakan. Pelajar bukan tentara atau polisi yang harus siaga penuh setiap saat.Â
Kalau jam pulangnya sama saja seperti jam biasa bahkan lebih lama, jelas tidak efektif. Apalagi kalau hasil belajarnya malah jeblok.
Tidak selamanya kebijakan yang terlihat bagus dari luar itu memang bagus, karena sebagus apapun bentuk luarnya, wujud aslinya tetap buruk, karena tidak proporsional.
Kebijakan yang tidak proporsional mungkin tidak akan terlihat efeknya dalam jangka pendek. Ia akan terlihat dalam jangka panjang, dan tidak akan bisa disembunyikan walau sehebat apapun cara menyembunyikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H