Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Chelsea Si Layang-layang Putus

27 Februari 2023   16:40 Diperbarui: 28 Februari 2023   13:36 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reaksi pelatih Chelsea Graham Potter dalam laga lanjutan Liga Inggris musim 2022-2023 kontra Wolverhampton Wanderers (Wolves). (AFP/ADRIAN DENNIS via KOMPAS.com)

Layang-layang putus. Begitulah gambaran sederhana yang bisa dilihat, dari performa Chelsea akhir-akhir ini. Sejak Januari 2023 saja, mereka hanya menang sekali dan 6 kali kalah dari 11 pertandingan terakhir, termasuk saat ditekuk Tottenham Hotspur 0-2 akhir pekan lalu.

Performa ini sangat jeblok, apalagi mengingat tim dari kota London ini sudah menggelontorkan dana 300 juta lebih di bursa transfer, dan tidak sedang diterpa badai cedera pemain.

Lebih parahnya lagi, tim asuhan Graham Potter juga menghadirkan pendekatan taktik yang aneh di lapangan: miskin kreasi dan tidak klinis di lini serang, dan rawan jebol di lini belakang.

Kalau melihat situasinya, eks pelatih Brighton itu pasti sedang pusing memikirkan bagaimana memadukan pemain dalam tim, supaya sinkron dengan rencana taktiknya.

Masalahnya, ini tidak semudah sihir Harry Potter. Ada situasi kompleks di tim, yang jelas butuh waktu untuk dibenahi, dan itu berawal dari langkah petinggi klub yang terkesan serampangan, bahkan sejak awal musim.

Seperti diketahui, sejak era Todd Boehly dimulai, Si Biru cukup sibuk bongkar pasang tim, bahkan mengganti pelatih Thomas Tuchel dengan Graham Potter saat musim berjalan.

Todd Boehly dan Graham Potter, bos dan pelatih Chelsea (Thesun.co.uk)
Todd Boehly dan Graham Potter, bos dan pelatih Chelsea (Thesun.co.uk)

Untuk ukuran kompetisi domestik, Potter memang bukan pelatih ecek-ecek, karena keberhasilannya menjadikan Brighton tim kuda hitam Liga Inggris, dengan gaya main agresif.

Tapi, Chelsea jelas berada di level berbeda. Ini adalah tim yang (sebelumnya) biasa bersaing di papan atas dan berusaha mengejar trofi sebanyak mungkin, bukan malah tersesat di papan tengah.

Makanya, ketika grafik performa The Blues jeblok, banyak yang menganggap, keputusan bos klub memecat Thomas Tuchel sebagai blunder fatal.

Meski bergaya pragmatis, pelatih Jerman itu sukses mengantar klub juara Liga Champions dan melewati masa pergantian pemilik dengan mulus, karena mampu membawa klub lolos ke Liga Champions.

Dengan kebiasaan klub sebelum ini, banyak yang menduga Potter akan dipecat, tapi karena sang pelatih dikontrak sampai tahun 2027, sepertinya ini tak akan terjadi dalam waktu dekat.

Ada upaya mengubah gaya main pragmatis, yang selama ini jadi identitas klub, dan itu butuh waktu tidak sebentar. Ini baru yang terlihat dari luar, belum yang lain.

Karenanya, tidak banyak yang bisa diharapkan dari Chelsea saat ini, karena tim sedang dalam masa transisi, menuju satu perubahan drastis. Kalaupun ada kemajuan sedikit saja, itu sudah sangat bagus, karena perubahan yang sedang coba dibuat adalah perubahan mendasar.

Ada satu hal yang terpaksa harus dikorbankan, yakni daya saing tim di level atas, sampai mereka jadi padu sebagai tim, dan mampu mewujudkan rencana sang bos besar.

Jadi, penilaian sebenarnya justru akan lebih tepat diberikan pada musim depan, saat tim melakukan cuci gudang pada sejumlah pemain tak terpakai. Dengan komposisi tim yang tak segemuk sekarang, kita akan bisa melihat lebih jelas, sehebat apa Chelsea versi Boehly dan racikan taktik Graham Potter.

Itupun masih dengan catatan, taipan asal Amerika Serikat itu (dan para koleganya) tidak mengambil keputusan drastis dalam waktu dekat, jika performa tim penghuni Stadion Stamford Bridge itu tidak semakin anjlok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun