Meski bergaya pragmatis, pelatih Jerman itu sukses mengantar klub juara Liga Champions dan melewati masa pergantian pemilik dengan mulus, karena mampu membawa klub lolos ke Liga Champions.
Dengan kebiasaan klub sebelum ini, banyak yang menduga Potter akan dipecat, tapi karena sang pelatih dikontrak sampai tahun 2027, sepertinya ini tak akan terjadi dalam waktu dekat.
Ada upaya mengubah gaya main pragmatis, yang selama ini jadi identitas klub, dan itu butuh waktu tidak sebentar. Ini baru yang terlihat dari luar, belum yang lain.
Karenanya, tidak banyak yang bisa diharapkan dari Chelsea saat ini, karena tim sedang dalam masa transisi, menuju satu perubahan drastis. Kalaupun ada kemajuan sedikit saja, itu sudah sangat bagus, karena perubahan yang sedang coba dibuat adalah perubahan mendasar.
Ada satu hal yang terpaksa harus dikorbankan, yakni daya saing tim di level atas, sampai mereka jadi padu sebagai tim, dan mampu mewujudkan rencana sang bos besar.
Jadi, penilaian sebenarnya justru akan lebih tepat diberikan pada musim depan, saat tim melakukan cuci gudang pada sejumlah pemain tak terpakai. Dengan komposisi tim yang tak segemuk sekarang, kita akan bisa melihat lebih jelas, sehebat apa Chelsea versi Boehly dan racikan taktik Graham Potter.
Itupun masih dengan catatan, taipan asal Amerika Serikat itu (dan para koleganya) tidak mengambil keputusan drastis dalam waktu dekat, jika performa tim penghuni Stadion Stamford Bridge itu tidak semakin anjlok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H