Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ironi Timnas U-20 dan Pelatnas Jangka Panjang

15 Februari 2023   14:14 Diperbarui: 15 Februari 2023   14:18 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan, kritik mereka "direspon" PSSI dengan mengadakan turnamen segiempat pada tanggal 17-21 Februari 2023. Turnamen yang rencananya digelar di Jakarta ini menghadirkan Fiji, Guatemala, dan Selandia Baru, tiga tim yang akan tampil di Piala Dunia U-20.

Melihat situasinya, turnamen ini akan jadi pemanasan menuju Piala Asia U-20 di Uzbekistan, bulan Maret 2023 mendatang. Turnamen tingkat Asia ini jadi tahap persiapan berikut Garuda Muda menuju Piala Dunia U-20.

Terlepas dari pro-kontra yang muncul, program pelatnas Timnas U-20 ini secara ironis menyiratkan, ada banyak kekurangan yang perlu diperbaiki di sepak bola nasional. Salah satunya, PSSI perlu menggulirkan lagi kompetisi seperti Liga 1 U-19, yang vakum sejak masa pandemi.

Selain berfungsi sebagai "sekolah" bagi para pemain muda, adanya kompetisi yang rutin digelar juga bisa menjadi ladang pencarian bakat untuk tim nasional.

Kalau kualitas kompetisi sudah oke, tidak perlu ada lagi pelatnas jangka panjang. Pelatih pun tak perlu pusing lagi memikirkan pemain yang sudah "abroad" seperti Marselino Ferdinan (KMSK Deinze, Belgia) dan Ronaldo Kwateh (Bodrumspor AS, Turki). Mereka sudah berada di liga yang kualitasnya lebih baik.

Silang sengkarut soal pelatnas jangka panjang Timnas Indonesia sebenarnya sudah jadi fenomena lama di sepak bola nasional. Ini hanya satu dari sekian banyak masalah yang ada, dan seharusnya jadi perhatian mereka yang sedang mengejar kursi Ketum PSSI.

Dalam sebuah kompetisi, sebuah tim biasanya menetapkan target karena sudah yakin dengan kemampuan teknis. Kalau target itu ditetapkan, tapi aspek teknis dasar seperti akurasi umpan saja masih belepotan, berarti ada kekurangan dasar yang perlu diperbaiki.

Selebihnya, tinggal apakah itu bisa segera disadari atau tidak. Kalau tidak juga sadar, sulit untuk mengharapkan perbaikan itu terjadi, karena niat memulainya saja tidak ada.

Bisa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun