Kalau ini acara komedi, sudah layak dan sepantasnya, tapi menjadi kurang pas, karena ini acara memasak. Suasana tegang khas kompetisi kadang memang perlu dicairkan, dengan catatan, itu tidak mengabaikan aspek kehati-hatian dan presisi, yang sudah seharusnya tidak diabaikan.
Kalau lupa berhati-hati saat memasak, bisa repot urusannya. Kehati-hatian ini seharusnya jadi unsur edukasi yang ikut ditampilkan, bukan malah dihilangkan perlahan.
Kedua, porsi unsur drama dan "story telling" yang hadir di program "franchise" Masterchef ini belakangan juga bertambah, bahkan mulai menggerus porsi bagian edukasi berupa masukan teknis juri atau suasana saat memasak.
Kalau bukan kompetisi memasak, mungkin masih bisa dipahami, tapi karena ini kompetisi memasak, sudah seharusnya konteks identitas acara tidak digeser, apalagi sampai terlalu jauh.
Bukan bermaksud kolot, tapi sudah seharusnya Masterchef Indonesia tetap fokus pada identitas utama yang sudah bertahun-tahun dibangun, karena untuk itulah dia ada. Bereksplorasi dan berekspresi itu bagus, tapi bisa jadi bumerang kalau berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H